ANALISIS KESESUAIAN ILUSTRASI PADA BUKU TEKS SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM Siswa MTs Kelas 9

Oleh: Gusti Katon

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang

Program Studi Pendidikan Agama Islam

Bagi manusia, pendidikan merupakan sebuah hal yang penting dalam kehidupan mereka. Pendidikan menjadi jalan dalam tranformasi keilmuan, menghilangkan kebodohan, dan mencerahkan masa depan. Maka tidak salah, jika manusia berlomba- lomba dalam mencari pendidikan yang baik dan berkualitas serta mampu bersaing dengan yang lainnya. Sehingga pendidikan menjadi hal yang fundamental bagi manusia. Bagi mereka, hidup dalam zaman penuh dengan kemajuan harus diimbangi dengan keilmuan yang mumpuni. Agar manusia mampu mengikuti kemajuan zaman yang tak terkendali lagi seperti saat ini dan tidak menjadi yang terbelakang.

Pendidikan yang berkualitas dan baik, seringkali dilihat dari seberapa besar gedung lembaga pendidikan, seberapa mewah, dan seberapa baik lulusan. Memang, hal yang demikian menjadi tolak ukur saat ini dalam menentukan pendidikan, khususnya para orang tua yang ingin mencarikan pendidikan terbaik bagi anaknya. Namun, kita tidak tahu faktor apa yang membuat suatu pendidikan menjadi yang terbaik bahkan berkualitas. Salah satu faktor yang membuat berhasilnya pendidikan adalah adanya buku teks yang digunakan oleh guru dan murid dalam lembaga pendidikan tersebut.

Buku teks sangat berguna bagi guru dan murid. Bagi guru, buku teks adalah pedoman dalam proses pembelajaran. Bagi murid, buku teks adalah sumber pengetahuan yang bisa ia dapat dengan mudah. Maka buku teks memiliki fungsi yang penting bagi guru dan murid. Pada kurikulum 2013 saat ini, pemerintah menghadirkan buku teks sebagai bentuk pelaksanaan kurikulum 2013 dan untuk memudahkan proses pembelajaran antara guru dan murid. Segala jenjang pendidikan telah dilengkapi dengan buku teks oleh pemerintah. Namun, tetap saja buku teks yang telah dihadirkan oleh pemerintah memiliki kekurangan dan kelebihan. Dalam hal ini, penulis ingin menganalisis buku teks Sejarah Kebudayaan Islam Siswa Kelas IX Mts.

Penulis ingin fokus pada analisis ksesuaian ilustrasi yang digunakan pada buku teks Sejarah Kebudayaan Islam siswa kelas IX MTs. Karena menurut penulis, ilustrasi juga menyandang peran penting dalam buku. Sekian banyak murid tertarik membaca buku karena daya tarik dari ilustrasi yang digunakan. Buku teks siswa yang penulis gunakan adalah buku yang diterbitkan oleh Kemenag cetakan 1 pada tahun 2015. Buku siswa yang terdiri dari 148 halaman ini terbagi dalam 14 bab materi pembahasan. 

Secara keseluruhan, penggunaan ilustrasi pada buku cukup menarik. Namun, penggunaan ilustrasi masih dibilang sangat minim dalam beberapa bab materi dan terdapat ketidaksesuaian dalam ilustrasi dengan materi. Pada bab 1, menurut penulis, penggunaan ilustrasi pada awal bab dengan judul bab sudah sesuai. Karena ilustrasi yang digunakan sesuai dengan apa yang ingin disampaikan oleh judul bab. Namun, pada awal bab 2 hingga 14, menurut penulis, terjadi ketidaksesuaian dalam penggunaan ilustrasi. Ilustrasi yang digunakan adalah suasana ka’bah dengan ritual keibadahan yang dilakukan. Menurut penulis, hal ini tidak sesuai dengan apa yang ingin disampaikan buku melalui judul- judul bab nya. Sebagi contoh, pada bab 2 berjudul kerajaan Islam Nusantara. Namun, ilustrasi yang dicantumkan adalah suasana ka’bah. Ketidaksesuaian tersebut, menurut penulis akan mempengaruhi minat baca murid terhadap buku. Sangat penting peran ilustrasi dalam buku.

Kemudian terdapat penggunaan ilustarasi yang minim, seperti pada bab 8 tentang Budaya lokal Nusantara. Ilustrasi hanya dicantumkan 2 saja, yaitu tentang wayang dan hadrah. Sedangkan pada isi materi terdapat beberapa budaya lokal yang tidak disertai dengan contoh ilustrasi seperti, tari zapin, mauludan, dan Qasidah. Tidak adanya ilustrasi, membuat seorang pembaca tidak berpengetahuan luas akan budaya- budaya tersebut. Pada bab 9 tentang Tradisi Islam Jawa. Ilustrasi yang dicantumkan hanya 2 yaitu grebeg suro dan penggalan hijriyah. Sedangkan pada isi materi terdapat beberapa tradisi Islam Jawa yang tidak disertai ilustrasi seperti takbiran, selikuran, nyadran, lebaran ketupat,suranan, tahlilan, sekaten, dan megengan.

Print Berita