Opini

ANALISIS BUKU SISWA “SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM” KELAS XII MADRASAH ALIYYAH KURIKUKUM 2013

Oleh : Nur Widya Aprilia Elsani

Jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang

         Untuk mewujudkan tujuan pendidikan kurikulum yang salah satunya untuk dapat menunjang proses pendidikan ialah sumber belajar. Sumber belajar itu sendiri ialah buku teks atau buku ajar. Buku teks menjadi  pedoman utama dalam pembelajaran karena seluruh kegiatan pembelajaran tidak lepas dari buku teks. Dalam konsep kurikulum 2013 terdapat dua jenis buku yang digunakan untuk pembelajaran yaitu pertama buku guru yang dijadikan pedoman untuk guru dalam melakukan kegiatan belajar mengajar. Kedua buku siswa dijadikan pegangan untuk siswa yang berisikan materi belajar dan beberapa latihan soal untuk mengasah kemampuan dan pengetahuannya.

Kementrian pendidikan dan kebudayaan telah menyusun buku ajar untuk kurikulum 2013. Penyusunan dan pencetakan yang akan dikontrol langsung oleh pemerintahan kemendikbud. Adanya kebijakan buku teks ini berharap dapat menggali kesenjangan kompetensi peserta didik antara daerah dan wilayahnya. Semua peserta didik dapat menggunakan buku teks yang sama pada setiap jenjangnya. Guru juga dibekali buku pedoman yang sama. Dimana metode, model, strategi, dan langkah-langkah pembelajaranya sudah tercantum dan disusun secara rinci dalam buku tersebut. Guru hanya melaksanakan apa yang sudah terdapat pada buku pedoman tersebut.

Pembelajaran pada kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik atau pendekatan berbasis proses keilmuan. Pendekatan ini menggunakan beberapa strategi seperti pembelajaran kontekstual. Pendekatan saitifik bertujuan untuk memberi pemahaman kepada peserta didik untuk mengetahui, memahami, mempratikkan apa yang sedang dipelajari secara ilmiah. Adapun komponen yang penting dalam menggunakan pendekatan saintifik ialah menyajukan pembelajaran yang dapat meningkatkan keingintahuan, meningkatkan keterampilan mengamati, melakukan analisis, dan berkomunikasi.

bahan dalam kamus besar bahasa indonesia adalah segala sesuatu yang dapat dipakai atau diperlukan untuk tujuan tertentu seperti untuk pedoman atau pegangan, untuk mengajar, dan memberi ceramah. Jadi dapat disimpulkan bahan ajar ialah bahan yang dapat digunakan untuk pegangan dalam proses belajar mengajar. Adapun pengertian lain dari bahan ajar adalah bahan atau materi pelajaran yang disusun secara sistematis, yang digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran (pannen, 1995).

Menurut abdul majid pada buku karanganya “perencanaan pembelajaran” menjelaskan bahwa bahan ajar adalah semua bentuk bahan yang dijadikan untuk memudahkan guru saat melakukan kegiatan belajar mengajar.bahan yang dijadikan bisa berbentuk tertulis dan tidak tertulis. Dari pernyataan diatas dapat ditarik benang merahnya bahwa bahan ajar ialah bahan yang dijadikan pegangan dalam proses belajar mengajar yang disusun secara sistematis, dan digunakan oleh guru dan siswa agar mempermudah dalam kegiatan belajar mengajar, baik berbentuk tertulis maupun tidak tertulis. Dan salah satunya bahan ajar tersebut yaitu buku pelajaran siswa.

Buku siswa ialah buku yang diperuntukkan bagi siswa yang digunakan sebagai panduan aktivitas pembelajaran untuk memudahkan siswa dalam menguasai kompetensi tertentu. Buku siswa bukan hanya sekedar bahan bacaan, tetapi juga digunakan untuk melakukan kegiatan-kagiatan dalam proses pembelajaran. selain itu buku siswa dapat diartikan juga buku sumber belajar bagi siswa atau peserta didik. yang mana pada setiap bab dilengkapi dengan peta konsep, pengantar bagian kegiatan siswa baik eksperimen maupun non eksperimen, latihan soal, rangkuman, evaluasi, dan tugas bagi peserta didik.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa buku siswa ialah buku yang dikhususkan untuk siswa sebagai panduan untuk pembelajaran agar mudah yang mana didalamnya terdapat bab-bab yang dilengkapi peta konsep, pengantar, latihan soal, rangkuman evaluasi, dan tugas untuk siswa. Dan yang dimaksud buku pelajaran sejarah kebudayaan Islam disini buku yang dijadikan pegangan untuk siswa pada setiap jenjang tertentu (SKI) sebagai media pembelajaran. dan dalam kurikulum 2013 buku pegangan siswa dibuat oleh kemendikbud dan hanya bisa digunakan saat siswa mendpatkanya, tidak bisa digunakan untuk periode selanjutnya.

Pada dasarnya materi pembelajaran yang ditujukan kepada siswa harus relevan dengan standar kompetensi (kompetensi inti) yang telah ditentukan. Dan capaian kompetensi dasar harus relevan dengan kurikulum yang berlaku. Lalu untuk menganalisis buku siswa sejarah kebudayaan Islam kelas XII Madrasah Aliyyah akan dilihat dari sisi kesesuaian materi dengan KI dan KD, kesesuain materi dengan tujuan pembelajaran, dan kesesuain materi dengan kolom dalam menganalisis kesesuaian materi dengan tema.

  1. Kesesuaian materi dengan KI dan KD

Mengidentifikasi aspek-aspek pada KI dan KD yaitu terlebih dahulu menentukan materi pembelajaran lalu menentukan aspek-aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dipelajari oleh siswa. Hal ini perlu ditentukan, karena pada setiap materi mempunyai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang berbeda-beda dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuanya. Berikut kesesuaian materi dengan KI dan KD yang terdapat dalam materi buku sejarah kebudayan Islam kelas XII MA:

  • Materi 1

antara materi dengan KI sudah sesuai namun pada beberapa KD terdapat tidak kesesuaian dengan materi. Yang tercantum di KD tidak dijelaskan di dalam materi, yaitu KD 1.1 meyakini bahwa berdakwah adalah kewajiban setiap muslim.

  • Materi 2

KI sudah sesuai dan untuk KD hanya pada KD 1.1 meyakini bahwa berdakwah adalah kewajiban setiap muslim. yang tidak sesuai dengan materi tidak terdapat pada meteri yang diajarkan.

  • Materi 3

Antara KI dengan materi sudah sesuai namun pada KD, yaitu 1.1 1 meyakini bahwa berdakwah adalah kewajiban setiap muslim dan 1.6 menghayati nilai-nilai positif yang diwariskan walisongo dan ulama penyebar Islam pasca walisongo. Tidak dijelaskan dalam materi.

  • Materi 4

Antara KI dan materi sudah sesuai dan KD dan materi juga sudah sesuai, dan dijelaskan semua dalam materi.

  • Materi 5

Antara KI dan materi sudah sesuai namun dengan KD terdapat dua poin yaitu KD 1.1 dan 1.4 tidak dijelaskan di dalam materi. Jadi antara KD dan materi tidak sesuai.

  • Materi 6

KI dan materi sudah sesuai, namun untuk KD ada beberapa poin yang tidak sesuai. Yaitu KD 1.1, 1.3, 2.3, 4.2, dan 4.3. poin tersebut tidak dijelaskan atau dipaparkan pada materi.

  • Materi 7

KI dan materi sudah sesuai begitupula antara KD dengan materi sudah sesuai sudah dijelaskan di dalam materi.

  1. Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran

tujuan pembelajaran merupakan visi misi dalam membentuk tujuan yang diinginkan suatu sekolah. Yang artinya, visi misi diturunkan untuk diselenggarakan tujuan pendidikan, dan dijadikan rujukan dalam kegiatan pembelajaran. tujuan pembelajaran itu ibaratkan induknya, dan kegiatan pembelajaran itu tujuan yang harus dicapai. Tujuan pembelajaran berguna untuk menolong dalam merangkai sitem pembelajaran. dimana tujuan dapat terarah dengan jelas, memudahkan guru untuk menyiapkan materi yang akan diberikan kepada siswa. Melihat analisis bawasanya pasa buku sejarah kebudayan Islam kelas XII MA merupakan salah satu petunjuk dalam buku siswa sebagai materi pelatihan guru implementasi kurikulum. Tujuan pembelajaran dicantumkan dalam buku guru juga dalam buku siswa.

  1. Kesesuaian materi dengan kolom buku

Kesesuain materi dengan kolom buku siwa sejarah kebudayan Islam kelas XII MA ini adalah tambahan dari bagian analisis buku siswa, karena kolom-kolom yang terdapat pada buku siswa berhubungan dengan materi yang telah dijelaskan. Maka dari itu perlu adanya menganalisis bagian kolom. Berikut kolom yang terdapat pada buku siswa sejarah kebudayan Islam kelas XII MA:

  • Kolom “mengamati”, pada kolom ini aspek yang dinilai adalah perilaku. Menjadikan siswa agar berpengetahuan dalam berperilaku.
  • Kolom “diskusi”, pada kolom ini aspek yang dinilai adalah keaktifan dalam berdiskusi, kejelasan dan kerapian saat presentasi. Kolom ini menjadikan siswa agar lebih aktif dalam proses belajar dan kreatif.
  • Kolom “pendalaman karakter”, pada kolom ini menjadikan siswa agar mendalami dan memiliki sifat sesuai dengan materi yang telah dijelaskan.
  • Kolom “mengkomunikasikan”, pada kolom ini dikerjakan oleh siswa agar mereka memahami materi yang telah disampaikan.

Kolom “evaluasi”, pada kolom ini untuk mengukur sejauh mana siswa menguasai materi-materi yang telah dibahas.

Pendekatan ilmiah atau scientifcaproachpada pelaksanaan pembelajaran menjadi bahan pembahasan yang menarik perhatian para pendidik akhir-akhir ini, khusunya setelah diberlakunya kurikulum 2013. Yang menjadi permasalahan pentingnya meteri ini karena produk pendidikan dasar san menengah belum menghasilkan lulusan yang mampu berpikir kritis setara dengan kemampuan anak-anak bangsa lain. Pendelatan saintifik adalah proses pembelajaran yag dirangcang dengan konsep yang baik agar peserta didik dapat mengkontruksi pengetahuan, keterampilan, dan lainya secara aktif melalui tahapan mengamati, menanya, mencoba, dan membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran.

Pendekatan pembelajaran saintifik disekolah bertujuan untuk membiasakan peserta didik berfikir, berdikap, serta berkarya dengan menggunakan kaidah dan langkah ilmiah. Proses pembelajaran menjadi lebih penting dibangdingkan hasil pembelajaran. peserta mengalami lebih bermakna dibandingkan peserta didik memahami. Untuk mapel, materi, atau situasi tertentu, pendekatan saintifik ini tidak tepat untuk diimplementasikan secara prosedural. Harus menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiash dan menghindari nilai-nilai non ilmiah.

Menurut triyanto dengan pendekatan saintifik ada beberapa langkah yang harus dipahami oleh guru dalam mendiidk peserta didik, yaitu: (a) Siswa dihadapkan dengan fenomena yang konkret baik fenomena alam, sosial, maupun budaya. Dengan tujuan mereka benar-benar dapat dihadapkan pada kondisi yang nyata dan otentik. (b). Dengan adanya fenomena diatas akan tumbuh imkuiri siswa dengan adanya pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana hal seperti itu bisa terjadi. hal seperti itu bisa terjadi. (c). Dengan demikian peserta didik diberi fasilitas untuk menggali, mengkaji, memahami permasalahan melalui kegiatan-kegiatan seperti study lapangan, study lapangan, study experiment. Yang intinya siswa memperoleh jawaban pertanyaan mereka. (d). Setelah mendapatkan berbagai sumber, peserta didik mampu mengkomunikasikan hasil pekerjaan mereka ke dalam forum diskusi kelas untuk mendapatkan penguatan dari pesertta didik lain maupun guru.

Penerapan pendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajaran dapat dimuia pada tahapan pendahuluan, kegiatan inti, sampai penutup. Langkah tersebut secara simultan dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan saintifik. Untuk pendahuluan diarahkan untuk memantapkan pemahaman peserta didik tentang tujuan dan pentingnya meteri yang akan disampaikan. Sehingga muncul rasa ingin tahu yang tinggi. Rasa tahu ini yang menjadikan modal untuk melanjutkan pencarian ilmu melalui pembuktian empiris. Sedangkan pada kegiatan inti dimana meruoakan pengalaman belajar bagi peserta didik merupakan waktu yang sangat banyak dugunakan untuk melakukan pembelajaran secara ilmiah. Kegiatan ini bertujuan untuk mengkontruksi konsep, pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan dengan bantuan pendidik melalui mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan. Dan yang terakhir penutup, peserta diidk diarahkan untuk memvalidasi temuan serta pengayaan meteri yang telah dipelajari.

LAMPUNGMEDIAONLINE.COM adalah portal berita online dengan ragam berita terkini, lugas, dan mencerdaskan.

KONTAK

Alamat Redaksi : Jl.Batin Putra No.09-Tanjung Agung-Katibung-Lampung Selatan
Telp / Hp: 0721370156 / 081379029052
E-mail : redaksi.lampungmedia@gmail.com

Copyright © 2017 LampungMediaOnline.Com. All right reserved.

To Top