Anggota Majelis Perwakilan Rakyat dari Fraksi PKS, Almuzzammil Yusuf menegaskan pentingnya para aktivis Islam memahami prinsip dan semangat Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Termasuk dalam momen pemilihan pemimpin baik di tingkat pusa maupun daerah.
“Pancasila memberi ruang bagi semua pihak untuk berkompetisi sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Tapi juga memberi mendorong agar ada gotong royong untuk mencapai cita-cita bersama.” Kata Muzzammil dalam kegiatan Sosialisasi UUD NRI, Pancasila, TAP MPR, dan NKRI sekaligus Tarhib Ramadhan 1436 di Bandar Lampung, 14 Juni 2015
Menurut Muzzammil, sila keempat dalam Pancasila memberi ruang bagi semua komponen bangsa untuk menjadi pemimpin atau wakil rakyat di berbagai level, termasuk bagi umat Islam sebagaimana disampaikan oleh Bung Karno dalam pidatonya pada 1 Juni, yang kita kenal sebagai hari Pancasila.
“Presiden Soekarno mengatakan Jikalau memang rakyat Indonesia rakyat yang bagian besarnya rakyat Islam, dan jikalau memang Islam disini agama yang hidup berkobar-kobar didalam kalangan rakyat, marilah kita pemimpin-pemimpin menggerakkan segenap rakyat itu, agar supaya mengerahkan sebanyak mungkin utusan-utusan Islam ke dalam badan perwakilan ini. “ Jelasnya.
Muzzammil menambahkan, Presiden Soekarno mengibaratkan badan perwakilan Rakyat 100 orang anggotanya, marilah kita bekerja, bekerja sekeras-kerasnya,
“Agar 60,70,80,90 utusan yang duduk dalam perwakilan rakyat ini orang Islam, ulama, pemuka-pemuka Islam. dengan sendirinya hukum-hukum yang keluar dari badan perwakilan rakyat itu, hukum Islam pula.” Terang Muzzammil mengutip pidato Presiden Soekarno.
Dalam pandangan Muzzammil Pancasila bukan falsafah/ideologi tertutup, tetapi merupakan ideologi terbuka ,yang memayungi berbagai perbedaan antara kelompok /suku dan agama yang ada di Indonesia, sebagaimana semboyan bangsa ini : “Bhinneka Tunggal Ika”. “Dan PKS adalah bagian integral yang tak terpisahkan dari seluruh komponen anak bangsa tersebut.” Tutupnya.