Hujan dengan intensitas tinggi selama dua hari terakhir mengakibatkan Sungai Masamba, Rongkang dan Sungai Rada meluap, sehingga terjadi banjir bandang. Bupati setempat menetapkan status tanggap darurat selama 30 hari, terhitung dari 14 Juli hingga 12 Agustus 2020.
BNPB melaporkan 18 orang masih dalam pencarian, sedangkan korban meninggal berjumlah 32 orang. Selain itu sebanyak 3.627 KK atau 14.483 jiwa mengungsi di tiga kecamatan. Mereka tersebar di pengungsian di Kecamatan Sabbang, Baebunta dan Massamba.
Merespon kejadian ini pada hari selasa (14/07) Rumah Zakat Action langsung mengirimkan relawan untuk melakukan assessment. “Saat ini sudah ada 8 orang relawan yang sudah kami turunkan dari Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan ke lokasi bencana untuk melakukan aksi” ujar Murni Alit Baginda, Chief Program Officer Rumah Zakat.
Kamis (16/07) Rumah Zakat Action mendirikan posko utama di Jalan Sultan Hasanuddin (Depan RS Andi Djema Masamba), Sulawesi Selatan. Posko ini dijadikan pusat koordinasi aksi dan juga pusat bantuan untuk warga terdampak bencana.
Selain itu, untuk penanganan bencana di Luwu Utara, Rumah Zakat Action membuat dua fase tahapan aksi penanganan bencana di Luwu Utara, yang disesuaikan dengan kondisi dan fase Bencana di lapangan.
“Pada fase pertama ini yaitu fase tanggap darurat, kita fokus membantu evakuasi, layanan kesehatan, dapur umum, sanitasi (wash), penyediaan logistik, hingga layanan psikososial,” ungkap Murni
Selanjutnya di fase Rehabilitasi dan rekonstruksi selain masih terus menyediakan pelayanan kesehatan dan dapur umum yang mungkin masih di perlukan, pendirian sekolah darurat, membangun kembali masjid, Rumah Zakat juga akan mulai melakukan pendampingan ekonomi untuk warga terdampak.