Tanggamus,www.lampungmediaonline.com- Senada dengan Kapolsek Limau, Ketua Asosiasi Pemerintahan Desa Seluruh Indonesia Kecamatan Kelumbayan, Samsuddin membenarkan, banjir di wilayah pesisir itu sudah surut sejak Jumat (27/10) dini hari.
Namun menurut dia, banjir yang masih mengintai lima pekon (desa), bisa datang setiap saat. Samsuddin juga menegaskan, akses ke lima pekon yang terdampak banjir belum lama bisa dilewati. Selama lebih dari belasan jam warga di Pekon Napal, Pekon Penyandingan, Pekon Susuk, Pekon Sidoharjo, dan Pekon Negeri sempat terisolir.
“Baru Kamis malam mulai bisa diakses. Dari pagi sampai lewat waktu Maghrib, semua jalan yang menjadi akses masuk-keluar lima pekon yang terdampak banjir, total tak bisa dilewati lantaran terendam banjir,” ungkap Samsuddin.
Bahkan yang terparah, lanjutnya, akses penghubung dari Pekon Paku menuju Pekon Umbar putus total akibat longsor. Longsor itu terjadi berbarengan dengan banjir yang menimpa lima pekon di Kecamatan Kelumbayan.
“Kami sempat nggak bisa ke mana-mana, sebab semua akses putus. Bahkan, komunikasi saja kami kesulitan, karena jaringan telekomunikasi terputus,” ujar pria yang menjabat Kepala Pekon Umbar itu.
Samsuddin juga menyebutkan, banyak warga yang tak sempat menyelamatkan barang-barang berharganya, karena terjangan banjir terjadi Kamis dini hari saat sebagian besar warga terlelap.
“Belum diketahui berapa total warga yang menjadi korban. Para kepala dusun masih melakukan pendataan,” tutur Samauddin.
Dia mengisahkan, ketinggian air sempat mencapai 4 meter. Terutama di sekitar rumah warga yang berada di bantaran sungai. Sementara di titik lainnya, ada yang 2 meter.
“Tidak hanya rumah warga, banjir juga merendam sekolah, puskesmas, dan tempat ibadah,” tandas Samsuddin seraya menambahkan hingga dini hari ini masih banyak warga yang mengungsi ke lokasi yang aman. (man)