Opini

TERGANGGUNYA KESEHATAN MENTAL ANAK REMAJA AKIBAT TINDAKAN BULLYING

Muhammad Azizul Wahid

202210140311033
Azizulwahid47@gmail.com

 

*I.PENDAHULUAN*

Bullying merupakan suatu tindakan negatif yang bisa menyebabkan kerusakan kesehatan mental seseorang. Bullying juga dilakukan dengan cara menyakiti dalam bentuk fisik, verbal atau emosional oleh beberapa kelompok yang dilakukan secara berulang-ulang kali sehingga membuat korban terintimidasi. Bullying kerap terjadi dikalangan remaja, sehingga banyak sekali menimbulkan trauma untuk korban bullying.
KPAI mencatat 369 kasus bullying yang terjadi dari 2011 sampai 2014. Adapun jenis-jenis bullying yang terjadi dalam bentuk penindasan di sekolah, tawuran antar pelajar, diskriminasi pendidikan, dan pungutan liar yang terjadi di sekolah. Salah satu motif bullying adalah dikarenakan kesenjangan antara korban dan pelaku serta diikuti pola repetisi. Salah satu contoh kasus bullying berujung kematian adalah kasus FK yang berusia 13 tahun yang melakukan tindak bunuh diri lantaran frustasi karena malu diejek karena ayahnya bekerja sebagai tukang bubur.
Berbagai motif untuk seseorang melakukan pembully-an terhadap orang lain seperti status social yang berbeda, fisik yang kurang menarik, atau bahkan karena penampilan yang kurang update menjadi pemicu terjadinya tindak bullying. Sehingga, pada tahun 2022 ini, kasus bullying di Indonesia ini sudah mencapai 226 kasus dalam satu tahun.
Kasus bullying yang terjadi pada anak remaja tidak hanya terjadi karena faktor lingkungan masyarakat atau sekolah. Namun, bullying yang terjadi pada anak rema, bisa datang dari dalam keluarga. Salah satu contohnya adalah, dengan membesar-besarkan kelemahan korban didepan anggota keluarga yang lain. dengan adanya tindakan ini korban akan menutup diri dan malu untuk melakukan aksi-reaksi dihadapan keluarga.
Upaya mencegah dan mengatasi kasus bullying dengan mengadili pelaku terlebih dahulu. Karena, pelaku bullying biasanya terjadi dalam bentuk kelompok. Yang artinya, tindakan bullying dilakukan lebih dari satu orang. Bullying juga harus mendapatkan semua perhatian dari masyarakat, karena sebagian besar tindakan bullying terjadi di lingkungan sekolah.

Bullying telah digolongkan ke dalam enam jenis, yaitu:
1. Bullying secara langsung
Bullying jenis ini merupakan tindakan yang dilakukan pelaku untuk menguasai korban dengan kekuatan yang dimilikinya. Contohnya memukul, mencubit, mencakar, dan beberapa tindakan yang bisa melukai fisik korban.
2. Bullying verbal secara langsung
Bullying jenis ini merupakan serangan yang berasal dari ucapan pelaku yang diberikan untuk korban. Ucapan yang diberikan adalah ucapan hinaan, ejekan, ataupun cacian. Contohnya memanggil seseorang dengan nama panggilan yang tidak enak didengar (name-calling), mengancam, atau bahkan menggosip yang berujung fitnah.
3. Bullying non-verbal secara langsung
Bullying jenis ini dilakukan dengan menggunakan ekspresi anggota tubuh yang seolah-oleh mengejek atau menghina korban. Contohnya mengacungkan jari tengah, menjulurkan lidah, ataupun ketika melihat orang cacat dibagian muka, dia meniru ekspresi orang itu untuk menghinanya.

4. Bullying non-verbal secara tidak langsung
Bullying yang satu ini mempunyai dampak yang tidak kalah berbahaya. Bullying yang dilakukan secara emosional ini juga luput dari pengawasan orang tua bahkan guru. Contohnya seperti memanipulasi di dalam hubungan, memngabaikan orang, bahkan mengirim surat anonymous kepada korban.

5. Cyber Bullying
Penindasan yang dilakukan di dunia online ini, jarang sekali diketahui oleh orang tua ataupun guru. Penindasan macam ini berupa penyebaran fitnah yang berujung pencemaran nama baik, meng-upload video ancaman, dll.

6. Sexual Bullying
Mungkin orang-orang beranggapan bahwa penindasan ini hanya dialami seorang perempuan, namun bisajadi laki-laki juga mengalami penindasan jenis ini. sebagai contoh ketika pelaku menyentuh bagian tubuh korban tanpa adanya kesepakatan, melakukan gerakan layaknya sedang melakukan hubungan intim atau gerakan yang tidak senonoh lainnya, bahkan menggoda dengan siulan atau teriakan berupa panggilan (cat-calling).
Dampak negatif bullying bagi korban sangatlah mengganggu untuk kehidupan sehari-hari. Seperti menyebabkan korban memiliki tingkat kecemasan yang ekstrim, menjadi pribadi antisocial, bahkan mengalami kelainan mental jangka panjang yang mengakibatkan memiliki pikiran untuk melukai dirinya sendiri bahkan melakukan tindakan bunuh diri.

*II.PEMBAHASAN*
Penyebab terjadinya bullying sangat banyak. Ada yang berasal dari lingkungan masyarakat, lingkungan sekolah, bahkan didalam keluarga pun ada kasus bullying yang terjadi. Memang tidak disangka, di dalam keluarga yang kita kira rumah ternyaman untuk pulang, untuk beristirahat, kadang malah menjadi tempat yang menyebabkan sakit di dalam diri. Baik secara mental, emosional, bahkan kondisi kesehatan tubuh.
Tindak penindasan di sekolah, biasanya terjadi karena adanya kesenjangan social diantara teman yang satu dengan teman yang lain. Teman yang punya kekuasaan di dalam kelas, bahkan sekolah biasanya seseorang yang dilihat dari segi harta orang tua, atau dilihat dari kesempurnaan fisik yang dimilikinya. Biasanya, ini terjadi di sekolah dasar atau menengan yang bisa menyebabkan sifat anak yang menjadi pemurung, pemalu, bahkan menjadi seseorang yang penyendiri. Bahkan lebih parahnya lagi, menjadi seseorang yang kurang bersyukur atas yang dimilikinya.
Lanjut tindak penindasan yang terjadi di lingkungan masyarakat. Biasanya terjadi karena masyarakat sekitar mempunyai pikiran tertutup terhadap segala sesuatu. Contohnya seorang wanita yang pulang larut malam, lamgsung di cap sebagai wanita nakal, atau wanita yang tidak benar. Padahal kita tidak tahu yang sebenarnya, bisa jadi wanita itu menjadi tulang punggu keluarga yang mengahruskannya keluar hingga malam untuk mencari nafkah, atas bisa jadi wanita tersebut seorang mahasiswa yang baru pulang malam karena mengerjakan tugas kuliah bersama teman nya.
Kita tidak tahu untuk semua yang kita lihat dengan sesaat tanpa mencari lebih dalam lagi apa yang sebenarnya terjadi. Terkadang, orang yang tidak memikirkan perasaan orang lain itu langsung menyebar gosip miring yang akan menyebabkan pencemaran nama baik yang berujung tidak sehat.
Berikut ada beberapa perilaku bullying beserta presentasenya:
1. Penindasan secara langsung
a. Memukul : 70%
b. Memalak : 35%
c. Melempar dengan barang : 25%
d. Menolak : 36%
e. Meludahi : 12%
2. Penindasan secara verbal secara langsung
a. Mempermalukan didepan umum : 26%
b. Menggosip : 12%
c. Menghina : 39%
d. Menuduh : 31%
e.Menjuluki : 58%
3. Penindasan secara non-verbal secara langsung
a. Memandang sinis : 36%
b. Mendiamkan : 78%
c. Memberi spam kepada korban : 35%
Dari data hasil diatas, menunjukkan ada tiga jenis penindasan yang sudah terdata dan sudah tercatat presentasenya. Banyak responden yang memilih memukul 70%, menjuluki 58%, dan mendiamkan 78%. Berikut faktot yang menyebabkan terjadinya bullying:
1. Faktor Keluarga
a. Orang tua yang suka melakukan kekerasan secara verbal : 53%
b. Melihat suasana rumah yang kurang kondusif :82 %
2. Faktor Sekolah
a. Sekolah tidak peduli terhadap siswanya : 60%
b. Diskriminasi guru terhadap siswa : 40%
3. Faktor lingkungan sekitar (teman sebaya, masyarakat, dan tetangga)
a. Teman menerima perbedaan : 64%
b. Menggunakan kata-kata kasar : 73%
Data diatas menunjukkan faktor dari keluarga berpengaruh besar dalam terjadinya tindak bullying atau penindasan. Sebagai contoh, seorang anak yang melihat suasana rumah yang kurang kondusif yang diakibatkan oleh kedua orang tuanya yang sedang bertengkar, segingga menelantarkan bahkan yang lebih parahnya lagi menjadikan anak sebagai tempat pelampiasan kedua orang tua yang tengah berdebat. Karena merasa tidak dipedulikan, anak tersebut mencari kebahagiaan di luar rumah dengan cara yang salah, yaitu melakukan tindak bullying.
Kebanyakan orang tidak sadar kalau dia sudah di tindas di dalam keluarga, karena umumnya penindasan di dalam keluarga dilakukan secara halus dan manipulative. Berbeda dengan penindasan yang terjadi di dalam keluarga, penindasan yang terjadi di lingkungan sekolah terjadi secara terang-teranga dan lebih menakutkan. Penindasan disekolah sangatlah berbahaya dan sangat berpengaruh terhadap kesehatan mental anak. Dan untuk penindasan di lingkungan masyarakat bisa dilakukan secara terang-terangan atau bahkan secara tidak sadar kita sudah di tindas secara halus.
Tentunya banyak sekali dampak negative yang diperoleh setelah terjadinya tindakan bullying baik untuk pelaku, korban, ataupun saksi. Mereka yang berperan sebagai pelaku bullying menjadi lebih agresif, semakin tidak mempunyai rasa empati dan yang lebih parahnya lagi ialah, ketika dia menganggap bullying adalah hal yang biasa, sehingga ia akan mengulangi tindakan itu secara berulang-ulang. Sebagai korban, dampak yang dirasakan adalah kehilangan percaya diri, depresi yang berkepanjangan, mengalami kerusakan mental dan yang lebih parahnya lagi adalah mengakhiri hidupnya sendiri. Lanjut peran yang terakhir sebagai saksi bullying, mereka akan merasakan perasaan campur aduk. Karena mereka tidak ingin menjadi pelaku, tapi mereka juga tidak ingin menjadi korban bullying. Sehingga mereka memilih untuk diam, dan semakin lama diam, maka semakin timbul kecemasan yang menghantui pikiran mereka karena dipenuhi rasa bersalah.
Dengan adanya tindakan bullying ini, kita memerlukan solusi yang bisa kita jadikan untuk mengurangi, memberikan rasa jera kepada pelaku, dan memberikan keadilan untuk korban. Hal yang bisa dilakukan ketika mendapatka perundungan di dalam lingkungan keluarga, dengan bersikap tegas disertai pengendalian emosi yang stabil bisa menghindari kita dari tindakan yang mungkin akan dilakukan lebih jahat lagi. Sebagai tindakan pencegahan bullying di sekolah, kita bisa memberikan edukasi tentang bahayanya tindakan penindasan yang kita lakukan. Solusi yang terakhir, untuk di lingkungan masyarakat. Sebagai manusia, kita mempunyai hak untuk melaporkan bullying kepada pihak yang berwenang. Salah satu tindakan yang harus dilakukan ketika mendapatkan bullying di lingkunga masyarakat. Selain melapor, kita juga bisa menunjukkan prestasi yang kita punya, dengan disertai menjalin hubungan yang baik dengan tetangga.
Dari pembahasan di atas, kita mengetahui bahwa tindakan ini marak sekali terjadi sekarang. Dampak yang sangat negative bahkan bisa memakan korban jiwa menjadikan tindakan yang sangat menggangu ini dengan tegas harus dihilangkan. Kesehatan mental yang sangat penting untuk peran perumbuhan seorang anak remaja yang akan berinjak dewasa sangatlah penting. Kita bisa membayangkan alangkah mirisnya ketika mental di usia remaja sudah rusak yang menimbulkan trauma hingga dewasa yang mungkin saja menjadi penghambat untuk kita.

*III. PENUTUP*
Kesimpulan dari essay ini adalah tindakan bullying yang dilakukan secara berulang-ulang sangat berdampak negative untuk semua pihak, baik korban, pelaku, atau bahkan saksi. Dampak yang diberikan dengan adanya tindakan ini bisa merambat hingga usia dewasa. Pemberian edukasi kepada anak sedari kecil bisa memberikan pemahaman betapa tidak baiknya tindakan itu.

 

 

 

 

*DAFTAR PUSTAKA*
Bayu Galih Permana (2021), Waspada Bullying dalam Keluarga, Ketahui Tanda dan Cara Menghadapinya. https://www.sehatq.com/artikel/bullying-dalam-keluarga.com
Danny Ahmad Firdaus, dkk (2021) Dampak Bullying Terhadap Kesehatan Mental.
Dr. Amino Gondohutomo (2022), Dampak Psikologis Korban Perundungan. https://rs-amino.jatengprov.go.id/dampak-psikologis-korban-perundungan/#:~:text=Berdasarkan%20data%20KPAI%20pada%20tahun,dari%20berbagai%20pihak%20yang%20terkait.com
Dr. Retha Arjadi (2015), Dampak Bullying pada Mereka yang Jadi Saksi. https://amp.kompas.com/lifestyle/read/2017/08/07/100357920/dampak-bullying-pada-mereka-yang-jadi-saksi.com
Dwi Retno Safitri & Fitriyani (2014), Bullying.
Elix Nurasih (2022), Dampak Perilaku Bullying Terhadap Kesehatan Mental.
Endryanna Devi Wulandari (2022), 6 Dampak Negatif Bullying Yang terjadi di Lingkungan Sekitar. https://www.urbanjabar.com/featured/pr-924040571/6-dampak-negatif-bullying-yang-terjadi-di-lingkungan-sekitar.com
Kumparan Mom (2021), Dampak Bullying bagi Korban dan Pelaku yang Perlu Orang Tua Waspadai. https://kumparan.com/kumparanmom/dampak-bullying-bagi-korban-dan-pelaku-yang-perlu-orang-tua-waspadai-1wHeDmLtVkD.com
Nindya Alifian Muliasari (2019), Dampak Perilaku Bullying Terhadap Kesehatan Mental Anak.
Novi Herawati, Deharnita (2019), Gambaran Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Perilaku Bullying Pada Anak
Pemerintah daerah Kabupaten Bantul, Informasi Tentang Tata Cara Pengaduan Penyalahgunaan Wewenang. https://dp3appkb.bantulkab.go.id/news/perlu-diwaspadai-ini-tanda-bullying-dalam-keluarga-dan-cara-mengatasinya#:~:text=Berikut%20ini%20adalah%20beberapa%20contoh,membangun%20atau%20malah%20menyakitkan%20hati.com
Tim Redaksi Rexona, 7 Hal yang Bisa Kamu Lakukan Sebagai Cara Mencegah Bullying. https://www.rexona.com/id/zona-keringat/7-hal-yang-bisa-kamu-lakukan-sebagai-cara-mencegah-bullying/.com
Tim Redaksi CNBC Indonesia, Memahami Apa Itu Bullying, Penyebab, dan cara mengatasinya. https://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/20220722152857-33-357801/memahami-apa-itu-bullying-penyebab-dan-cara-mengatasinya.com

Windy Kartika Lestari (2016), Analisis Faktor-Faktor Penyebab Bullying di Kalangan Peserta Didik

LAMPUNGMEDIAONLINE.COM adalah portal berita online dengan ragam berita terkini, lugas, dan mencerdaskan.

KONTAK

Alamat Redaksi : Jl.Batin Putra No.09-Tanjung Agung-Katibung-Lampung Selatan
Telp / Hp: 0721370156 / 081379029052
E-mail : redaksi.lampungmedia@gmail.com

Copyright © 2017 LampungMediaOnline.Com. All right reserved.

To Top