LAMBAR,www.lampungmediaonline.com-Pemerintah Kabupaten Lampung Barat terus melakukan upaya peningkatan produksi kopi jenis Robusta. Diketahui beberapa tahun terakhir produksi kopi dibumi beguai jejama itu relatif merunun dikarenakan beberapa faktor diantaranya cuaca ekstrim, penggunaan herbisida yang tinggi serta topografi lahan.
Oleh karena itu, Pemkab Lambar melalui Dinas Perkebunan dan Peternakan menjalin kerjasama dengan pihak Fakultas Pertanian universitas Lampung dalam rangka melakukan pemetaan lahan perkebunan kopi melalui program Petatematik Kesuburan Lahan di Lampung Barat.
Program Petatematik Kesuburan Lahan itu bertujuan untuk menganalisis kesuburan tanah pada lahan perkebunan kopi di Lampung Barat, dan mencari rekomendasi dosis pemupukan yang tepat sesuai analisis tanah untuk mengoptimalkan produktivitas tanaman kopi, serta mencari opsi kebijakan untuk untuk mengoptimalkan produktivitas tanaman kopi di Lampung Barat.
Muhamad Budiarto Kepala Bidang Prasarana, Sarana dan Penyuluhan (PSP) mendampingi Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Yuda Setiawan menjelaskan, kerjasama antara pemkab dengan universitas Lampung itu sudah berlangsung dua tahun, sejak tahun 2020 dan dilanjutkan pada tahun 2022.
Dari hasil pemetaan kesuburan lahan di Lampung Barat khususnya lahan perkebunan kopi terdapat 80 persen tingkat kesuburan lahan rendah. “Pemetaan kesuburan lahan itu bersumber dari 67 sampling diwilayah berbeda yaitu di 15 kecamatan yang ada di Lampung Barat. Ada beberapa Paktor yang menyebabkan rendahnya kesuburan lahan tersebut diantaranya, penggunaan herbisida yang tinggi, serta kemiringan topografi lahan”, ungkap Budiarto
Menyikapi hal itu, selain kerjasama dengan pihak universitas Lampung, pihaknya telah melakukan sosialisasi kepada kelompok tani kopi yang ada di Lampung Barat melalui penyuluh lapangan. Pihaknya juga mengedukasi petani kopi agar mengurangi pemakaian herbisida (Racun Rumput) dalam mengendalikan gulma (Rumput) pada lahan perkebunan kopi dan penggunaan pupuk yang tepat sesuai analisis.
“Kami sudah melakukan sosialisasi melalui petugas lapangan (PPL) terhadap kelompok tani kopi agar mengurangi penggunaan herbisida terhadap lahan kopi dengan beralih pada pembersihan gulma dengan sistem babat bisa secara manual maupun menggunakan teknologi mesin babat rumput. Hal ini untuk menjaga tingkat kesuburan lahan sehingga produktivitas kopi di Lambar dapat lebih optimal”, pungkasnya. (ADV)