Penulisnya : Anggun Tridawati
Pentingnya Indonesia sebagai negara yang cerdas tercermin dalam banyaknya proyeksi, yang menyatakan bahwa Indonesia akan memainkan peran penting, terutama dalam hal ekonomi ASEAN dan kawasan global. Indonesia bahkan dianggap sebagai Negara dengan ekonomi terbesar ke-empat di dunia. Saat ini, Indonesia sedang bergerak dan mempersiapkan diri menuju Indonesia digital Nation dimana Indonesia mampu bertransformasi secara digital. Bahkan pemerintah sudah memiliki road map Indonesia Digital 2021-2024 [1]. Hal tersebut dikarenakan pada era industri 4.0 bangsa Indonesia tidak mampu lagi mengentikan kemajuan teknologi, termasuk teknologi digitalisasi yang sangat esensial.
Untuk mendukung hal tersebut, Kominfo selanjutnya meluncurkan berbagai macam aplikasi. Berdasarkan Peraturan Pemerintah tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik (PSTE), terdapat dua jenis aplikasi yang diluncurkan, yaitu sektor publik dan sektor privat. Kedua jenis aplikasi ini nantinya akan memberikan ruang bagi aktivitas digital masyarakat seperti pembelajaran online, belanja online, hiburan, telemedicine, dan layanan pemerintahan [1].
Hal yang paling penting dan utama dalam mewujudkan Indonesia menjadi digital nations adalah menyiapkan sumber daya manusia (SDM) di bidang digital, karena SDM digital sebagai sumber daya manusia pada ranah pengambil keputusan berperan penting untuk mewujudkan proyeksi tersebut. Jangan biarkan transformati digital yang sudah dibangun dimanfaatkan oleh tenaga kerja asing (TKA).
Pelaku yang berperan dalam pelaksana keputusan adalah Aperatur Sipil Negara (ASN). Menurut Undang-Undang No. 5 Tahun 2004 [3], ASN adalah profesi bagi pegawai negeri sipil (PNS) dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) yang bekerja pada instansi pemerintah dimana memiliki fungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, dan perekat serta pemersatu bangsa dan Negara. Sebagai pelaksana kebijakan publik, ASN turut serta dan berkomitmen untuk mendukung Bangsa Digital Indonesia.
Saat ini, ASN bukan hanya harus memiliki kompetensi yang tinggi, tetapi juga integritas yang tinggi dan sikap ingin melayani masyarakat (bukan dilayani). Perwujudan ASN dengan integritas tinggi dan semangat prima dalam pelayanan merupakan wujud dari Smart ASN. Smart ASN adalah pegawai dengan kompetensi, kinerja, serta profesionalisme yang tinggi sehingga mampu beradaptasi dan semakin responsif terhadap perubahan dan pencapaian tujuan organisasi [4].
Menurut Aan Nopriandi, (2022) [5], untuk mewujudkan Smart ASN tersebut dapat dimulai dari tahap rekrutmen Calon Aparatur Sipil Negara (CASN). Hal ini dilakukan untuk mendukung konsep Smart ASN, dimana memandang pegawai sebagai investasi pada suatu instansi atau organisasi pemerintah yang berarti jika pegawai tersebut dikelola dengan perencanaan yang tepat bahkan dengan manajemen yang professional, maka hal tersebut tentu akan menguntungkan organisasi dalam hal memaksimalkan produktivitas, mencapai tujuan organisasi yang efektif dan efisien serta menjadi lebih baik [6]. Sehingga untuk mencapai tahap tersebut diperlukan sistem merit (merit system) dalam perekrutan pegawai [7].
Sistem merit adalah kebijakan dan manajemen ASN yang didasarkan pada kualifikasi, kompetensi dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi kecatatan. Manfaat sistem merit adalah mendukung keberadaan penerapan prinsip akuntabilitas, dapat mengarahkan sdm utuk dapat mempertanggung jawabkan tugas dan fungsinya, dan dapat mengarahkan sdm utuk dapat mempertanggung jawabkan tugas dan fungsinya. Di sisi lain, keuntungan sistem merit bagi pegawai adalah menjamin keadilan dan ruang keterbukaan dlm perjalanan karir seorang pegawai dan menjamin keadilan dan ruang keterbukaan dlm perjalanan karir seorang pegawai.
Di sisi lain, ASN juga perlu memahami dan mendorong pemerintah daerah untuk merealisasikan empat pilar literasi digital yang mencakup kecakapan menggunakan media digital (digital skills), budaya menggunakan digital (digital culture), etis menggunakan media digital (digital ethics), dan aman menggunakan media digital (digital safety) [2]. Semua itu menjadi bagian dalam upaya mewujudkan Indonesia menjadi digital nations. Seluruh ASN wajib mengimplementasikan 4 pilar literasi digital dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, sebagai seorang ASN yang menjabat sebagai Dosen, Asisten Ahli di kementerian Pendidikan, Riset, dan Teknologi, implementasi 4 pilar literasi digital yang dapat diimplementasikan adalah:
- Digital Skills
Digital Skills Adalah kemampuan mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK serta sistem operasi digital dalam kehidupan sehari-hari; Sebagai seorang dosen sudah selayaknya memiliki kemampuan menggunakan dan mengoperasikan komputer dalam pekerjaan sehari-hari, seperti: menggunakan perangkat keras dan lunak komputer dalam pembuatan laporan penelitian, kemampuan menggunakan aplikasi meeting online dalam mengajar, dan penggunakaan aplikasi untuk mengisi kehadiran.
- Digital culture
Digital culture adalah kemampuan membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam keseharian dan digitalisasi kebudayaan melalui pemanfaatan TIK. Sebagai seorang dosen, wajib menguasai dan mengimplementasikan digital culture, seperti misalnya terbiasa menggunakan aplikasi email dalam mengirim surat namun tetap menggunakan bahasa yang sopan,
- Digital Ethics
Digital ethics adalah kemampuan menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai seorang dosen, implementasi dari digital ethics adalah mengetahui, menggunakan, dan mencontohkan kepada mahasiswa untuk mengakses situs resmi (open access journal) dalam mencari literasi imliah sebagai bentuk menghargai hak cipta orang lain, membiasakan menggunakan plain text dalam berkirim pesan, dan membiasakan mengirim email dengan menggunakan subject pada pesan.
- Digital Safety
Digital safety adalah kemampuan mengenali, mempolakan, menerapkan, menganalisis, menimbang dan meningkatkan kesadaran perlindungan data pribadi dan keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai dosen, implementasi dari digital safety adalah tidak menyebarkanluaskan informasi pribadi melalui media sosial dan selalu melakukan logout pada saat selesai melakukan proses pembelajaran di aplikasi sistem informasi akademik.
Di era digital saat ini, merealisasikan Smart ASN tentu bukanlah hal yang mudah. Dalam pelaksanaanya, tentunya menimbulkan banyak kendala dan tantangan untuk mencapai keberhasilan dari usaha yang telah dilakukan. Kendala dan tantangan tersebut harus diinvestigasi, dicari jalan keluarnya, dan diselesaikan. Adapun kendala tersebut adalah masih rendahnya pendidikan ASN, dan kurangnya motivasi ASN untuk melakukan pengembangan diri, masih ada ASN yang belum membiasakan bahkan belum memahami penggunaan teknologi informasi, padahal sejatinya teknologi informasi tersebut sangat membantu dalam memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.
Dalam menghadapi Indonesia digital nation, ASN dituntut untuk memberikan pelayanan prima kepada masyarakat di era digital. Oleh karena itu, kompetensi yang besar diperlukan untuk mendukung kemampuan ASN dalam memberikan pelayanan prima. Sehingga terwujudnya layanan berkualitas tinggi bagi birokrasi pemerintah untuk mendukung Indonesia digital nation [5]. Pengembangan kualitas kompetensi dapat dilakukan melalui peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap untuk menciptakan ASN yang professional, berintegritas, dan memiliki jiwa pelayanan yang tinggi terhadap masyarakat dengan cara yang efisien, rasional, akuntabel, dan bertanggung jawab. Oleh karena itu, diperlukan teknik-teknik untuk mengembangkan kompetensi ASN melalui pendidikan dan pelatihan, pendidikan formal, pelatihan informal, dan lain-lain yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi ASN dalam menghadapi Indonesia digital nation.
PUSTAKA
- “Peta Jalan “Indonesia Digital Nation” untuk Wujudkan Birokrasi Digital”, 16 Juli 2020, https://aptika.kominfo.go.id/2020/07/peta-jalan-indonesia-digital-nation-untuk-wujudkan-birokrasi-digital, diakses pada 14 September 2022
- “Mengenal Empat Pilar Literasi Digital Serta Pengertiannya”, 02 September 2021, https://www.suara.com/lifestyle/2021/09/02/232441/mengenal-empat-pilar-literasi-digital-serta-pengertiannya, diakses pada 14 eptember 2022
- Undang-Undang No. 5 Tahun 2004
- “Guna Wujudkan Smart ASN, BPSDM Selenggarakan Penilaian Potensi Dan Kompetensi Pelaksana”, 14 Juni 2022, https://bpsdm.pu.go.id/bacaberita-guna-wujudkan-smart-asn-bpsdm-selenggarakan-penilaian-potensi-dan-kompetensi-pelaksana1#:~:text=%22Smart%20ASN%20merupakan%20pegawai%20dengan,tujuan%20organisasi%2C%E2%80%9Dujar%20Rudy, diakses pada 14 September 2022
- Aan Nopriandi, 2022, “MEMBANGUN SMART APARATUR SIPIL NEGARA (ASN) MELALUI PELATIHAN” Jurnal Perspektif Vol. 15, No. 1, Juni 2022
- Alpi, M. F., & Nasution, I. R. (2019). Analisis Determinan Return on Assets Pada PT. Pos Indonesia (Persero). In Seminar Nasional Sains dan Teknologi Informasi (SENSASI) (Vol. 2, No. 1).
- Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara
Travel Lampung Jakarta, Diantar sampai Rumah Ongkos Murah Layanan Prima
Travel Jakarta Lampung PP Dapat Free Snack dan 1 Kali Makan
Travel Lampung Depok via Tol Tiap Berangkat Pagi dan Malam
Harga Travel Bekasi Lampung Antar Jemput Murah sampai Rumah
Travel Palembang Lampung Lewat Tol Hemat Cepat sampai Alamat
