Bandung, LM – Ahli hukum pidana Universitas Katolik Parahyangan Nefa Claudia Meliala bicara soal kemungkinan Bharada E bisa bebas dari pidana kasus penembakan Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat alias Brigadir J. Hal ini bisa terjadi apabila ada pembuktian Bharada E disuruh dan dalam tekanan Irjen Ferdy Sambo.
Ada dua pasal dalam KUHP yang membahas terkait pembebasan pidana bagi mereka yang diperintah. Adapun pasal tersebut yakni Pasal 51 KUHP dan Pasal 48 KUHP.
Adapun bunyi pasal 51 ayat (1) KUHP berbunyi :
‘Orang yang melakukan perbuatan untuk melaksanakan perintah jabatan yang diberikan oleh penguasa yang berwenang, tidak boleh dipidana’.
Sedangkan Pasal 48 KUHP berbunyi :
‘Barang siapa melakukan perbuatan karena pengaruh daya paksa, tidak dipidana’.
“Kita harus lihat dulu syarat 51 ayat 1 enggak serta merta bisa diterapkan. Pertama orang yang diperintah melakukan perbuatan itu adalah diperintahkan melakukan perbuatan yang bersifat melawan hukum. Jadi ada orang yang diperintah melakukan perbuatan, kemudian perbuatan itu bersifat melawan hukum dan itu dilakukan atas perintah atasannya,” ujar Nefa yang dilansir dari halaman detik.com Rabu (10/8/2022).
Nefa menjelaskan pengertian sah dalam arti amanat undang-undang. Menurut dia, perintah yang dimaksud dalam pasal itu seperti penangkapan yang melawan hukum.
Dia mengatakan dalam perkara yang terjadi di kasus Brigadir J ini, dia berpandangan Bharada E tak bisa berlindung dibalik Pasal 51 KUHP tersebht.
“Nah dalam kasus ini yang diperintahkan itu sesuatu yang tidak sah itu pembunuhan kan, kalau memang betul terbukti. Sebetulnya dia enggak bisa berlindung di balik pasal itu pasal 51 ayat 1,” kata dia.
Dia mengatakan Bharada E bisa lepas dari pidana bila diterapkan Pasal 48 KUHP. Akan tetapi, penggunaan pasal tersebut harus merujuk pada beberapa syarat
“Nah ini dengan catatan harus memenuhi beberapa syarat, misalnya E mengalami tekanan yang luar biasa baik secara fisik maupun psikis, diancam dibunuh, sehingga logikanya orang biasa dia akan takut jadi enggak ada pilihan lain. Yaudah dia melakukan pembunuhan,” tutur dia.
“Kalau itu yang terjadi dia bisa bebas jerat pidana dengan dia mengatakan saya berada di bawah daya paksa, saya berada di bawah tekanan yang saya enggak berani melawan sehingga saya enggak ada pilihan. Itu alasan penghapus pidana juga (alasan pemaaf) karena yang terganggu kondisi psikis dia, secara psikis kan dia takut. Nah itu bisa,” kata dia menambahkan.
Nefa mengatakan Pasal 48 ini juga selaras dengan Pasal 55 yang diberlakukan penyidik kepada Bharada E.
“Ada turut serta, penggerakan, kemudian menyuruh lakukan. Nah kalau terbukti E itu hanya sebatas disuruh dan dia enggak bisa menghindar dia, enggak bisa dimintakan pertanggungjawaban pidana karena dianggap dia hanya alat, dia dalam daya paksa,” kata dia.
Seperti diketahui Brigadir J tewas usai menerima sekitar 7 luka tembakan.. Peristiwa itu terjadi pada Jumat (8/7) di rumah dinas Kadiv Propam Polri di Kompleks Polri, Duren Tiga, Jaksel.
Empat orang jadi tersangka kasus tersebut. Selain Ferdy Sambo, tersangka lainnya yakni Bharada E, Bripka RR dan KM. Mereka dijerat pasal pembunuhan berencana. (Sumber : detik.com)
Travel Lampung Jakarta, Diantar sampai Rumah Ongkos Murah Layanan Prima
Travel Jakarta Lampung PP Dapat Free Snack dan 1 Kali Makan
Travel Lampung Depok via Tol Tiap Berangkat Pagi dan Malam
Harga Travel Bekasi Lampung Antar Jemput Murah sampai Rumah
Travel Palembang Lampung Lewat Tol Hemat Cepat sampai Alamat
