Oleh: Gina Hujandra (Blogger Jakarta)
Pemerintah sudah menganggarkan dana khusus vaksinasi yang menembus angka 74 triliun rupiah, demi keselamatan warganya. Vaksin Covid-19 sudah dibagi dan dikirim ke berbagai daerah bahkan vaksinasi perdana sudah dimulai sejak 13 Januari 2021.
Sebagai kepala negara, Presiden Joko Widodo menjadi yang pertama disuntik vaksin Covid-19 dan dengan disuntiknya presiden, merupakan tanda dimulainya vaksinasi nasional. Vaksinasi perdana yang dilakukan oleh presiden memberikan keyakinan kepada masyarakat bahwa vaksi aman untuk digunakan.
Tidak hanya itu, demi memastikan keselamatan warganya, presiden tetap mengingatkan kepada penyelenggara vaksinasi terkait pentingnya kehati-hatian penggunaan vaksin.
Seluruh proses pelaksanaan harus berbasis data dan riset keilmuan. Hal ini demi meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap vaksin agar masyarakati tidak ragu.
Survei Kompas Desember 2020, menyatakan, 64,3 persen merespon positif terhadap penggunaan vaksin Covid-19.
Namun hanya 55,4 persen yang bersedia untuk divaksin. Ini seperti, orang sakit ingin sembuh, tapi tidak mau pergi ke dokter dan tidak mau minum obat.
Segala cara telah dan harus ditempuh oleh pemerintah agar masyarakat bersedia divaksin karena vaksinasi adalah solusi Indonesia bebas dari pandemi. Sementara itu, MUI telah menuntaskan audit lapangan pada vaksin Covid-19 produk Sinovac.
Hasil audit MUI, adalah halal. Keputusan ini menjadi bagian dari membangun kepercayaan publik akan keamanan penyuntikan vaksin terhadap nyawa manusia.
BPOM dan para pakar/ahli juga telah mengatakan vaksin Covid-19 aman dan berkekuatan riset ilmiah. Berbagai persyaratan yang telah terpenuhi, sekiranya dapat menjawab keraguan publik terhadap vaksin.
Bersama kita lawan hoaks dan konten negatif seputar vaksinasi nasional di tahun 2021 lewat kampanye literasi positif guna membangun optimisme bangsa.