Gempa Pangalengan berkekuatan 7,3 SR pada tahun 2009 lalu telah menyebabkan Madrasah Miftahussa’adah yang berlokasi di Kampung Belendung, Desa Nyalindung, Cisewu, Garut rusak parah. Kejadian ini terjadi tepat disaat anak-anak tengah belajar, akibatnya banyak anak-anak yang mengalami trauma.
Masyarakat sempat bergotong royong memperbaiki madrasah agar bisa digunakan Kembali. “Mereka memasang Kembali genting yang hancur dan memasang kayu penahan agar bangunan madrasah cukup aman untuk digunakan belajar,” jelas Chief Wakaf Officer Rumah Zakat, Soleh Hidayat. “Namun, kondisi madrasah masih memprihatinkan, area yang bisa digunakan hanya 2/3 dari konsisi semula. Selain itu, orang tua siswa juga merasa khawatir anaknya belajar disana, karena takut roboh,” tambah Soleh.
Madrasah Miftahussa’adah berada di sebuah kampung yang cukup terpencil, dengan waktu tempuh 6-7 jam dari pusat kota Garut. Tahun 2004, Madrasah dibangun masyarakat secara bertahap menggunakan dana swadaya di atas lahan wakaf seluas 10 x 5m.
Pada akhir tahun 2018, Rumah Zakat mendapatkan informasi tentang kondisi Madrasah Miftahussa’adah yang tidak layak akibat gempa. Setelah melakukan survey, kegiatan pengumpulan donasi pun mulai dilakukan.
“Alhamdulillah, berkat kedermawanan masyarakat Indonesia, pembangunan Madrasah bisa kita mulai bertahap sejak tahun 2019 lalu. Dan selesai di bulan Juli 2020 ini,” ungkap Soleh. “Kini, anak-anak Kampung Belendung bisa Kembali belajar tanpa rasa takut,” pungkasnya.