Oleh : Bagus Purbananda
Meski PSBB telah dilonggarkan, rupanya angka penularan covid-19 masih tinggi, hal ini diperkuat dengan turunnya angka kematian namun hal itu masih diatas rata-rata dunia.
Setidaknya hingga tanggal 19 Juli 2020, angka kematian akibat covid-19 di Indonesia kini masih 4,86 persen sedangkan angka kematian rata-rata dunia 4,2 persen. Masyarakat pun diminta disiplin dalam mentaati protokol kesehatan guna menyelamatkan keluarga maupun lingkungan sosialnya.
Tim pakar satuan tugas penanganan covid-19 Dewi Nur Aisyah menjelaskan, angka kematian akibat covid-19 di Tanah air pada awal Maret 2020 lalu nol. Kemudian, penularan virus corona di Indonesia kemudian memunculkan akibat kematian di negeri ini.
Di Amerika Serikat (AS), negara ini masih menjadi negara dengan kematian tertinggi. Hingga saat ini setidaknya ada 140 ribu warga negara mereka yang tercatat telah meninggal dunia akibat virus yang muncul pada Desember 2019 lalu.
World Health Organization (WHO) juga telah melaporkan rekor peningkatan kasus virus corona secara global dalam dua hari berturut-turut pada akhir pekan lalu. Mereka melaporkan setidaknya terdapat peningkatan 259.848 kasus dalam 24 jam di seluruh dunia.
DI Indonesia perkembangan kasus covid-19 masih terbilang cukup tinggi. Hal ini telah terkonfirmasi dari angka kasus positif per hari yang menyentuh angka 1000 ke atas.
Sementara itu, pemerintah provinsi Sumatera Selatan masih melarang kegiatan belajar mengajar secara tatap muka di semua tingkatan sekolah mengingat masih tingginya angka penularan covid-19 di Sumatera Utara.
Hal tersebut ditegaskan melalui surat edaran Nomor 218/GTCOVID-19/VII/2020 tanggal 16 Juli 2020/ GTTP Covid -19 covid Sumatera Utara telah meminta Bupati/Walikota serta sarana pendidikan di Sumut untuk tidak melakukan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka.
Bahkan di Surabaya sudah berubah sebutan dari zona merah menjadi zona hitam, karena tingginya jumlah pasien yang terinfeksi covid-19 dengan 251 kasus per 100.000 penduduk. Selain itu, angka kematian pasien positif covid-19 di Kota Surabaya juga menjadi yang tertinggi di provinsi Jawa Timur.
Walikota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan untuk mencegah terjadinya pingping atau penularan dari daerah lain, Pemkot Surabaya akan melakukan pemeriksaan ke pusat-pusat lokasi keramaian seperti di pasar-pasar atau pusat perbelanjaan perdagangan dimana terdapat mobilitas masyarakat terutama yang datang dari luar kota Surabaya.
Jika dalam pemeriksaan tersebut ditemukan ada warga yang positif, maka pihaknya akan langsung mengisolasi di rumah sakit lapangan indrapura.
Kenaikan jumlah pasien ini tentu menyedihkan karena pandemi belum juga berakhir. Ketika pasien bertambah banyak, tentu rumah sakit bisa kewalahan karena terbatasnya SDM maupun ruang isolasi.
Kenaikan jumlah pasien yang tertular covid-19 ini pun harus menjadi pengingat bahwa angka penularan virus mematikan ini masih sangat tinggi. Tentu harus menjadi alarm bahwa kita tidak boleh lalai dalam menjaga imunitas dan kebersihan lingkungan di sekitar kita.
Beberapa provinsi di Indonesia justru ada yang menunjukkan perkembangan kasus yang meningkat. Pemerintah juga menghimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi penularan virus corona.
Apalagi kita mengenal istilah OTG orang tanpaa gejala, dimana seseorang tidak menunjukkan gejala apapun namun dari hasil swab dinyatakan positif. Tentu saja mereka yang terbukti positif harus sesegera mungkin dirawat di ruangan khusus agar tidak menambah penularan covid-19 di Indonesia.
Achmad Yurianto selaku juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19 di Media Center BNPB menjelaskan, akan banyak manfaat apabila masyarakat berperan aktif dalam mencegah penularan virus corona.
Selain itu, masyarakat juga membantu meringankan kerja rumah sakit yang hingga saat ini masih konsen dengan perawatan pasien covid-19. Dengan demikian, tugas tenaga kesehatan dapat diringankan.
Perlu kita sadari pula, bahwa untuk merawat penderita covid-19 tidaklah murah dan tidak mudah. Beban yang berlebihan bagi satu rumah sakit untuk merawat Covid-19 ini tentu akan berdampak pada kerugian yang tidak sedikit.
Dalam masalah ini, tidak ada pilihan lain selain tetap melaksanakan protokol kesehatan dengan baik. Seperti menggunakan masker dan jaga jarak harus tetap dilaksanakan demi mencegah penularan covid-19. Ketika bepergian atau sedang keluar rumah, setidaknya kita harus menyiapkan masker cadangan.
Penulis aktif dalam lingkar pers dan mahasiswa Cikini