Opini

VARIASI METODE PEMBELAJARAN SKI di MTs MIFTAHUL ULUM WEDING BONANG DEMAK 

Oleh : Diana Fitratunnisa

Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)

 

ABSTRACT

The main  problem in this research is how the implementation of strategy of the teacher in selection the method variation on the learning of SKI in MTs. Miftahul Ulum Weding Bonang Demak and how is the positive response of learners to the varitation of methods on learning SKI in MTs. Miftahul Ulum Weding Bonang Demak.

The method used in this study is a qualitative descriptive method, by carrying out library studies. Meanwhile the method of collecting data information was carried out with documentation studies originating from related literature in the from of student handbooks as well as previous research that had been carried out regarding variations in the methods of learning the history of is lamic culture SKI.

The result s of this study are: 1) there are variations of strategy used by the teacher on learning KHI in MTs. Miftahul Ulum, the consideration of using strategies are: the healt condition of learners; the psychologi condition of learners; the scheduled time for SKI subject; the contens of the SKI lesson material to be delivered. 2) positive response of learners to the varitation of methods on learning SKI in mts. Miftahul Ulum is shown by the spirit of learning when the lesson of SKI is delivered by using variation of learning method, the learners are not sleepy when subjects of SKI are delivered with varied method, they feel good and not bored when SKI lesson is presented by using varied method, lacking of the subject of SKI organized by the school, and felt the need to add additional hours of SKI subject.

Keywords: method variation, learning SKI

 

ABSTRAK

Masalah utama  dalam penelitian ini adalah bagaimana strategi guru dalam memilih variasi metode pada pembelajaran SKI di MTs. Miftahul Ulum Weding Bonang Demak dan bagaimana respon peserta didik terhadap variasi metode pada pembelajaran SKI di MTs. Miftahul Ulum dan MTs. Annuriyah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif  kualitatif, dengan melaksanakan studi pustaka. Sementara itu metode pengumpulan informasi data dilakukan dengan studi dokumentasi yang bersumber dari literatur terkait berupa buku teks pegangan siswa maupun penelitian terdahulu yang telah dilakukan mengenai variasi metode pembelajaran Sejarah Pendidikan Islam (SKI).

Hasil penelitian dari penelitian ini adalah: 1) Strategi guru dalam memilih variasi metode pada pembelajaran SKI di Miftahul Ulum ini bermacam-macam diantaranya adalah; guru melihat kondisi kesehatan peserta didik; guru melihat kondisi psikologi peserta didik; guru melihat waktu yang dijadwalkan untuk maata pelajaran  SKI, guru melihat isi materi pelajaran SKI yang akan disampaikan; 2) Respon peserta didik terhadap variasi metode pada pembelajaran SKI di MTs. Miftahul Ulum ditunjukkan dengan semangat belajar ketika pelajaran SKI disampaikan dengan menggunakan variasi metode pembelajaran, tidak mengantuk ketika mata pelajaran SKI disampaikan, merasa senang dan tidak jenuh ketika pelajaran SKI disampaikan dengan menggunakan variasi metode, merasa kurang terhadap jam pejalaran SKI yang diselenggarakan oleh sekolah, dan merasa perlu diadakan penambahan jam mata pelajaran SKI.

Kata kunci: variasi metode, pembelajaran SKI

 

  1. PENDAHULUAN

Artikel yang berjudul “Variasi Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) di MTs. Miftahul Ulum Weding Bonang Demak” merupakan penelitian hasil studi pustaka. Ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan strategi guru dalam memilih variasi metode pada pembelajaran SKI serta mendeskripsikan respon pesesrta didik terhadap variasi metode pada pembelajaran SKI.

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU RI No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Sisdiknas, 2016).

Sedangkan tujuan pendidikan nasional yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada TuhanYang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,  cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis  serta bertanggungjawab (UURI No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 Sisdiknas, 2016).

Sewaktu kegiatan pembelajaran itu berproses semua kendala yang ditemui, boleh jadi menghambat jalannya proses pembelejaran apakah datangnya dari perilaku anak didik atau berasal dari luar diri anak didik yang mesti harus dihhentikan.

Sehubungan dengan itu guru harus  pandai menggunakan pendekatan secara aktif dan bijaksana. Untuk itu  sebaiknya guru memandang anak didik sebagai individu dengan segala perbedaannya antara anak didik yang satu dengan lainnya. Mengacu pada penjelasan tersebut, mununjukkan bahwa suatu pembelajaran sangat diperlukan demi terjalinnya pendidikan yang baik. Maka dari itu dibutuhkan metode pengajaran yang baik, sehingga proses pengajaran dapat berjalan dengan lancar sesuai tujuan yang diinginkan.

Konsepsi pembelajaran modern menuntut peserta didik kreatif, responsif, dan aktif dalam mencari, memilih dan menemukan, menganalisis, menyimpulkan dan melaporkan hasil belajar. Model pembelajaran seperti ini hanya dapat  terlaksana dengan baik apabila guru mampu mengembangkan strategi pembelajaran yang efektif. Untuk itu dibutuhkan kreativitas guru dalam memilih metode pembelajaran yang efektif. Oleh karena itu, perlu dikaji pentingnya penggunaan variasi metode dalam  pembelajaran, karena metode sangat membantu dalam mencapai tujuan pembelajaran. Sebagai seorang pendidik atau guru perlu merancang variasi metode untuk  menyampaikan materi pembelajaran, dengan variasi metode yang tepat, peserta didik pun tidak merasa bosan dengan materi pembelajaran yang hendak disampaikan oleh pendidik atau guru sehingga tujuan pembelajaran pun akan tercapai dengan baik.

Berdasarkan tujuan dan latar belakang di atas, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif yang mana teknik pengumpulan datanya dengan menggunakan tekhik atau metode pengumpulan informasi data dilakukan dengan studi dokumentasi yang bersumber dari literatur terkait berupa buku teks pegangan siswa maupun penelitian terdahulu.

  1. PEMBAHASAN
  2. Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)

Sebelum penulis jelaskan mengenai pengertian SKI, penulis perlu jelaskan juga bahwa pelajaran SKI ini merupakan salah satu penjabaran dari pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Dimana untuk PAI biasanya digunakan pada lembaga pendidikan umum seperti SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi Umum. Sedangkan pelajaran SKI ini biasanya digunakan pada sekolah seperti SD Islam/MI, SMP Islam/MTs, SMA Islam/MA   dan Perguruan Tinggi Islam.

Pengertian sejarah menurut etimologi berasal dari bahasa Arab  Syajarah artinya “Pohon”. Istilah lain dalam bahasa asing disebut Histore (Perancis), Geschicte (Jerman),  Histoire atau Geschiedenis (Belanda), dan History (Inggris). Kata History sendiri dalam ilmu pengetahuan sebenarnya berasan dari bahasa Yunani (Istoria) yang berarti pengetahuan gejala-gejala alam, khususnya manusia yang bersifat kronologis. Oleh karena itu sejarah dalam perspektif ilmu pengetahuan menjadi terbatas hanya  mengenai aktivitas manusia yang berhubungan dengan kejadian-kejadian tertentu yang tersusun secara kronologis.

Penjelasan diatas bisa penulis pahami pada bagian pengertian sejarah yang berasal dari bahasa Arab yaitu “Syajarah”, kata tersebut jika  diterjemahkan dalam bahasa indonesia berarti “Pohon”. Bisa dibayangkan biasanya pohon itu tumbuh menjulang tinggi keangkasa memiliki akar yang kokoh dan kuat, terdapat ranting, cabang dan daun. Itu  bisa diartikan bahwa sejarah itu memiliki masa, berkembang sesuai zaman. Yang paling penting adalah sejarah ibarat akar, dimana ada asal-usul pohon bisa hidup. Contohnya adalah sejarah tentang kehidupan dengan asal-usul.

Suatu kejadian bisa dikatakan sebagai sejarah  jika kejadian itu sudah lewat  pada masa lampau. Untuk kejadian pada masa yang akan datang tidak bisa dikatakan sebagai sejarah karena manusia belum melewati masa itu. Jadi, sejarah itu ada kaitannya  dengan masa dan waktu.

Sedangkan kebudayaan adalah bentuk ungkapan tentang semangat mendalam suatu masyarakat. Menurut Koentjoroningrat, kebudayaan paling tidak mempunyai tiga wujud: (1) wujud ideal, yaitu wujud kebudayaan yang sebagai suatu komplesitas ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya. (2) wujud kelakuan, yaitu wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat, dan (3) wujud benda, yaitu wujud kebudayaan sebagai  benda-benda hasil karya.

Sejarah kebudayaan islam dilahirkan oleh umat Islam sekalipun tidak menggunakan istilah kebudayaan umat islam. Islam itu bukan budaya karena islam adalah wahyu dari Allah,  sedangkan budaya Islam adalah hasil karya orang Islam.

Kebudayaan itu dimiliki oleh seluruh umat  manusia dari segala level, termasuk masyarakat primitifpun berbudaya. Karena kebudayaan adalah hasil karya manusia. Sedangkan peradaban adalah pengembangan budaya manusia dengan kemampuannya unntuk mengembangkan diri sesuai dengan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Bagi pendidik perlu menyinggung tentang ini.

Dengan demikian, mata pelejaran sejarah kebudayaan Islam ialah bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran PAI yang membahas tentang kisah masa lampau manusia baik mengenai hasil pikiran, totalitas pikiran maupun karya orang yang hidup dan bernaung dibawah panji-panji Islam yang didasarkan kepada pemahaman oran-orang Islam.

  1. Variasi Metode Pembelajaran

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata variasi memiliki beberapa arti diantaranya adalah 1) tindakan atau hasil perubahan dari keadaan semula; selingan, 2) bentuk (rupa) yang lain; yang berbeda bentuk, 3) hiasan tambahan.

Dari penjelasan mengenai variasi di atas, penulis lebih condong pada pengertian yang nomor dua untuk penerapan pada tulisan ini . Yaitu bentuk (rupa) yang lain; yang berbeda bentuk. Dalam arti dalam proses belajar mengajar menggunakan metode yang berbeda-beda.  Metode mengajar adalah cara yang digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan peserta didik pada saat berlangsungnya pengajaran (Halmar, 2006). Metode bisa dipahami secara sederhana sebagai suatu cara untuk melakukan sesuatu sesuai prosedur-prosedur tertentu.

Sedangkan pembelajaran menurut Sudjana dalam buku Psikologi Pendidikan dalam Sugihartono dkk menyebutkan bahwa pembelajaran merupakan setiap upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik yang dapat menyebkan peserta didik melakukan kegiatan belajar (Sugiharto dkk, 2007). Bisa dikatakan bahwa hubungan antara peserta didik dan pendidik dalam proses belajarmengajar tidak bisa dipisahkan. Seorang pendidik membutuhkan peserta didik dan juga sebaliknya, seorang peserta didik juga membutuhkan peran seorang pendidik.  Dengan demikian, menurut analisis penulis bisa ditarik kesimpulan bahwa variasi metode ialah proses belajar mengajar guru tidak hanya menggunakan satu metode saja tetapi juga dengan variasi beberapa metode lain yang tepat untuk digunakan guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Atau lebih ringkasnya, variasi metode pembelajaran bisa juga diartikan sebagai penggunaan beberapa metode dalam proses belajar mengajar.

Terdapat banyak macam metode yang bisa diterapkan dalam variasi metode pembelajaran, diantaranya:

  1. Metode ceramah + Tanya jawab + diskusi
  2. Metode ceramah + diskusi + tugas
  3. Metode ceramah + sosiodrama + sistem regu, dll.

Berbagai macam variasi metode pembelajaran bisa dipilih dengan menyesuaikan materi, waktu, kondisi peserta didik maupun pendidik, dan lain-lain.

  1. Strategi Memilih Variasi Metode Pembelajaran

Strategi mengajar (pengajaran) adalah “taktik” yang digunakan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar (pengajaran) agar dapat mempengaruhi para siswa (peserta didik) mencapai tujuan pengajaran (kompetensi dan indikator hasil belajar) secara lebih efektif dan efesien (Rohani, 2010). Penjelasan mengenai strategi mengajar menurut Ahmad Rohani tersebut menunjukkan bahwa pengajaran itu lebih mengarah pada pendidik sebagai transfer of knowlage, transfer of value, transfer of skill, harus bisa membawa peserta didik untuk memperoleh tujuan dari pengajaran secara maksimal.

Untuk pemilihan variasi metode pembelajaran, guru harus memperhatikan beberapa komponen strategi pembelajaran yang tersebut di atas. Selain itu juga guru sebagai pendidik juga harus memperhatikan empat strategi sebagai berikut dibawah ini:

  1. Mengidentifikasi, menetapakan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian peserta didik sebagaimana yang diharapkan.
  2. Memilih sistem pendekatan pembelajaran sebagai landasan filosofis dalam pembelajaran.
  3. Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik pembelajaran yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan belajar.
  4. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria keberhasila sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan pembelajaran yang selanjutnya aka dijadikan umpan balik untuk penyempurnaan sistem instruksioanal secara menyeluruh.

Ke empat strategi tersebut di atas dilaksanakan secara berurutan dari strategi pertama hingga ke empat guna memperoleh hasil yang maksimal dalam sistem pembelajaran. Dalam melalui keempat strategi di atas, sangat dibutuhkan kecerdasan seorang pendidik guna untuk mengidentifikasi tingkah laku peserta didik, memilih sistem pendekatan pembelajaran, memilih dan menetapkan metode pembelajaran, serta menetapkan normanorma dan batas minimal keberhasilan pembelajaran.

  1. Kriteria Strategi Memilih Variasi Metode Pembelajaran

Konsepsi pembelajaran modern menuntut peserta didik supaya lebih kreatif, responsive, dan aktif dalam mencari, memilih dan menemukan, menganalisis, menyimpulkan, dan melaporkan hasil belajar. Model pembelajaran seperti ini hanya dapat terlaksana dengan baik apabila guru mampu mengembangkan strategi pembelajaran yang efektif. Untuk itu dibutuhkan kreativitas guru dalam memilih berbagai metode pembelajaran yang sesuai sekaligus efektif.

Untuk itu, perlu diciptakan proses belajar yang bisa merangsang otak (kognitif), menyentuh dan menggerakkan perasaan (afektif), dan mendorong anak didik untuk melakukan kegiatan (motorik) serta sebisa mungkin peserta didik dituntut untuk menerapkan apa yang telah dipelajarinya (aplikatif) ketika menerima bahan pelajaran karena peserta didik harus bisa memanfaatkan berbagai sumber belajar dan memiliki kesempatan untuk mengungkapakan dan tidak hanya pasif hanya menerima saja (reseptif).

Ada enam kriteria yang harus diperhatikan oleh pendidik dalam rangka strategi memilih variasi metode pembelajaran yang baik, beberapa diantaranya yaitu:

  1. Kesesuaian strategi pembelajaran dengan tujuan baik ranah kognitif, afektif, maupun psikomotorik, yang pada prinsipnya dapat menggunakan metode pembelajaran tertentu untuk mencapainya.
  2. Kesesuaian strategi pembelajaran dengan jenis pengetahuan.
  3. Kesesuaian strategi pembelajaran dengan sasaran. Siapakah peserta didik yang akan menggunakan metode pembelajaran, bagaimana karakteristiknya, berapa jumlahnya, bagaimana latar belakang pendidikannya, sosial ekonominya, bagaimana minatnya, motivasinya dan gaya belajarnya.
  4. Kemampuan strategi pembelajaran untuk mengoptimalkan belajar peserta didik. Apakah metode pembelajaran digunakan untuk belajar individual, kelompok kecil, maupun kelompok besar.

Menurut penulis, beberapa kriteria di atas harus di telaah terlebih dahulu oleh pendidik sebelum memilih metode pembelajaran mana yang tepat dalam proses belajar-mengajar di sebuah sekolah, perguruan tinggi, maupun lembaga pendidikan lainnya. Dengan metode yang tepat, maka materi pembelajaran akan bisa terserap dan mudah dipahami oleh peserta didik sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai dengan baik pula.

  1. Strategi Guru dalam Memilih Variasi Metode pada Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) di di MTs. Miftahul Ulum

Pada keterangan hasil wawancara dengan kepala MTs. Miftahul Ulum Weding dijelaskan bahwa MTs. Miftahul Ulum ini hanya memiliki satu guru SKI yaitu Pak Setiyo Utomo, S.Sos.I.  sehingga jam mengajar SKI full seminggu dari kelas VII sampai kelas IX. Di MTs. Ini hari liburnya adalah hari Jumat, sehingg jika Peneliti hendak melakukan penelitian maka selain hari jumat.

Untuk metode yang digunakan dalam pembelajaran SKI mengacu pada kondisi peserta didik, apakah peserta didik sedang dalam keadaan lelah, semangat, maupun sedang baik kondisi kesehatannya. Variasi metode dalam pembelajaran SKI sangat diperlukan supaya peserta didik tidak mengalami kejenuhan belajar di dalam kelas. Variasi metode yang diterapkan dalam peembelajaran SKI di MTs. Miftahul Ulum banyak ragamnya diantaranya adalah metode ceramah, tanya jawab, demonstrasi waktu menggunakan LCD, diskusi, tugas, regu, dan cerita. Model variasi digabungkan misal, ceramah 15 menit, kemudian memperlihatkan gambar bagaimana bisa masyarakat pada zaman jahiliyah itu menyembah berhala, dan lain sebagainya. Sebelum variasi metode dalam pembelajaran SKI dilaksanakan maka guru menciptakan situasi yang kondusif supaya tertib.

Dari wawancara tersebut guru SKI lebih sering menggunakan variasi metode pada pembelajaran SKI. Banyak sekali variasi yang bisa digunakan guru untuk myampaikan materi pelajaran SKI di antaranya yang digunakan adalah metode ceramah, menghafal, tanya jawab, cerita, information search (mencari informasi sendiri baik dari perpustakaan maupun yang lain).

Dari penyampaian guru mengenai variasi yang digunakan oleh sudah sesuai dengan yang ada pada teori mengenai macam metode pembelajaran, yang belum digunakan adalah metode sosiodrama.

  1. Respon Peserta Didik MTs. Miftahul Ulum Terhadap Strategi Guru dalam Memillih Variasi Metode pada Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)

Menurut para peserta didik di MTs. Miftahul Ulum, Pembelajaran SKI sangat menyenangkan dan tidak menjenuhkan. Apalagi yang mengajar adalah Pak Setiyo Utomo, beliau selalu membuat variasi metode dalam pembelajaran sehingga terasa menyenangkan dan tidak membosankan. Peserta didik kurang tahu apa nama metode yang digunakan oleh guru SKI, tetapi yang pasti  para peserta didik merasa senang dengan variasi beberapa metode ketika belajar SKI, karena tidak membuat jenuh. Guru SKI sering menggunakan variasi beberapa metode pembelajaran ketika mengajar setidaknya minimal dua metode pembelajaran dalam satu kali pertemuan, sesuai kondisi peserta didik.

Dari keterangan di atas menunjukkan peserta didik merasa senang dengan variasi metode pada pembelajaran SKI yang diterapkan oleh guru SKI. Dengan variasi metode pembelajaran, peserta didik tidak merasa jenuh. Dan variasi metode ini sering digunakan pada pembelajaran SKI.

Peserta didik di MTs. Miftahul Ulum banyak yang suka dengan pelajaran SKI karena Pelajarannya enak dan menyenangkan, apalagi yang mengajar adalah Pak Utomo. Peserta didik paling suka belajar SKI di kelas ketika diceritakan sejarah sama Pak Utomo. Selain karena banyak cerita, Pak Utomo adalah guru yang asyik dalam menyampaikan pelajaran. Dalam arti, ngajarnya tidak begitubegitu saja, tetapi menggunakan bermacammacam cara penyampaian,  kadang bercerita, kadang nonton film sejarah menggunakan proyektor LCD, kadang  saling tanya jawab, guru bertanya peserta didik menjawab, dan lain-lain.

Dengan variasi metode pada pembelajaran SKI ini menjadikan peserta didik mudah berinteraksi dengan guru dan teman-teman sekelasnya. Jika perlu mata pelajaran SKI ditambah jam ngajarnya. Jam pelajaran SKI terasa sebentar sehingga peserta didik merasa kurang jam untuk materi SKI ini.

Peserta didik merasa mengantuk ketika belajar mata pelajaran SKI di kelas jika hanya dengan ceramah saja. Sebaliknya peserta didik tidak akan merasa mengantuk ketika guru merubah haluan dari hanya ceramah saja menjadi bervariasi metode pada pembelajaran SKI. Peneliti melihat secara langsung bagaimana kelas terasa hidup pada waktu pembelajaran SKI menggunakan bervariasi metode.

  1. PENUTUP

Berdasarkan analisis data yang diperoleh peneliti, maka diambil kesimpulan bahwa:

 

  1. Strategi guru dalam memilih variasi metode pada pembelajaran Sejarah SKI di MTs. Miftahul Ulum Weding Bonang Demak bermacam-macam diantaranya adalah: guru melihat kondisi kesehatan peserta didik; guru melihat kondisi psikologi peserta didik; guru melihat waktu yang dijadwalkan untuk mata pelajaran SKI, guru melihat isi materi pelajaran SKI yang akan disampaikan.

 

  1. Respon peserta didik terhadap variasi metode pada pembelajaran SKI di MTs. Miftahul Ulum Weding Bonang Demak ditunjukkan dengan semangat belajar ketika pelajaran SKI disampaikan dengan menggunakan variasi metode pembelajaran, tidak mengantuk ketika mata pelajaran SKI disampaikan dengan bervariasi metode, merasa senang dan tidak jenuh ketika pelajaran SKI disampaikan dengan menggunakan bervariasi metode, merasa kurang terhadap jam pelajaran SKI yang diselenggarakan oleh sekolah, dan merasa perlu diadakan penambahan jam mata pelajaran SKI.

 

DAFTAR PUSTAKA

Al-Fiqri|Jurnal Studi dan Penelitian Pendidikan Islam Volume 2 Nomor 2 Agustus 2019.

 

LAMPUNGMEDIAONLINE.COM adalah portal berita online dengan ragam berita terkini, lugas, dan mencerdaskan.

KONTAK

Alamat Redaksi : Jl.Batin Putra No.09-Tanjung Agung-Katibung-Lampung Selatan
Telp / Hp: 0721370156 / 081379029052
E-mail : redaksi.lampungmedia@gmail.com

Copyright © 2017 LampungMediaOnline.Com. All right reserved.

To Top