Metro, www.lampungmediaonline.com – Pembelian lahan persawahan di sekitar Bumi Perkemahan di Kelurahan Sumbersari Bantul, Kecamatan Metro Selatan yang rencanaanya akan dibangun proyek Flaying Fox oleh Pemerintah Kota Metro diduga bermasalah.
Berdasarkan informasi yang berhasil di himpun awak media. Sejumlah masyarakat menilai, ada permaianan dan pembodohan terhadap pemilik sawah pada saat negosiasi jual beli. Sehingga tanah tersebut di jual murah dan masyarakat di iming-imingi janji, bila Buper menjadi destinasi wisata keluarga masyarakat sekitar akan mendapatkan dampak positif terutama perekonomian masyarakat Sumbersari berkembang pesat.
Warga sekitar mengaku lahan tersebut di beli oleh kolongmerat OKB (Orang Kaya Baru) yang saat ini juga menjabat sebagai ASN di Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kota Metro.
Anehnya lagi, lahan tersebut malah di hibahkan ke Pemkot Metro yang saat ini tengah di rancang akan di bangung proyek Flaying Fox. “Ada beberapa pemilik sawah yang menolak, akhirnya tidak jadi di beli. Awalnya masyarakat tidak mengetahui kalau akan di bangun proyek Flaying Fox,” kesalnya.
Dikonfirmasi awak media, Lurah Sumbersari M. Rafiuddin membenarkan adanya jual beli lahan persawaan beberapa bulan lalu. Dirinya juga mengaku pada saat itu diundang untuk menghadiri rapat rembuk bersama pemilik tanah dan pamong beserta pembeli di salah satu rumah warga.
“ Soal berapa luas lahan dan harganya, saya tidak mengetahui. Pada saat itu, kita hanya meminta kepada masyarakat untuk mendukung program Pemkot Metro. Dan tentunya untuk memperluas lahan dan akan membangun Flaying Fox sebagai wahana permaianan Destinasi Wisata Buper Sumbersari Bantul,”singkatnya, Jumat (5/1/2018).
Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kota Metro Ir. Yerri Ehwan terang-terangang mengaku saat di konfirmasi awak media. Bawasannya dirinya tidak mengetahui siapa pemilik lahan yang menghibahkan ke Pemkot Metro.
“Iya saya tidak tahu, bahkan saya juga tidak mengetahui berapa luas lahan tersebut. Gak penting, yang penting saat ini sudah di hibahkan dan masih dalam proses antara bidang asset dan pertanahan. Kalau saya punya uang, saya juga mau beli,”cetusnya.
Sementara dilokasi juga sudah terlihat galian yang akan menjadi titik bangunan menara utama Flaying Fox. Sedikitnya ada beberapa matrial besi sudah terlihat dilokasi yang diketahui sudah di anggrakan menggunakan APBD Perubahan 2017 lalu.
“Untuk proyek Flaying Fox, ya akan dilanjutkan di 2018 ini. Kita belum bisa bicara banyak soal luas lahan, hanya yang kita programkan kemarin bentangan Flaying Fox nya itu sepanjang 700 meter. Pagu anggarannya sudah di RAP sekitar Rp2 Miliar, tapi itu pagu maksimal dan nanti akan di hitung kembali. Berapa kebutuhan realnya, ya semoga bisa terealisasi,”pungkasnya. (san/rud)