wwww.lampungmediaonline.com – Mengejar target selesai di bulan Desember 2018, proyek jalan Tol Samarinda – Balikpapan yang masuk kedalam daftar 37 proyek prioritas nasional terus dikebut pengerjaannya. Salah satu kendala yang menjadi rintangan dalam setiap proyek pembangunan, yakni masalah pengadaan tanah akan rampung seluruhnya di bulan Desember 2017.
Direktur Sektor Jalan dan Jembatan Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) Max Antameng sangat optimis jalan tol pertama di Kalimantan itu akan rampung pada akhir 2018 sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo.
Dirinya mengakui masalah yang ada dalam setiap pembangunan jalan tol di Indonesia terdapat dua isu besar, yakni isu pembebasan lahan (masalah sosial) dan isu konstruksi. Untuk isu kontruksi, Max tidak meragukan kapastitas PT Jasa Marga dalam membangun jalan tol.
Sebab, sejak tahun 1978 Indonesia melalui PT. Jasa Marga sudah membangun jalan tol, yakni Jalan Tol Jagorawi. Beberapa Negara tetangga seperti Malaysia dan Korea Selatan berkunjung untuk melihat bagaimana pembangunan jalan tol dilakukan di Indonesia. Sehingga saat itu Indonesia bisa diklaim sebagai guru bagi kedua Negara tersebut dalam pembangunan jalan tol. Sedangkan isu pembabasan lahan (sosial) yang selama ini menjadi kendala terbesar dalam setiap pembangunan jalan tol sudah menunjukan kemajuan siginifikan di proyek jalan tol Balikpapan – Samarinda.
“Kalau lahan sudah bebas, konstruksi hanya tinggal persoalan waktu” Ujar Max saat melakukan kunjungan kerja di kantor PT. Jasa Marga Balikpapan Samarinda (PT JBS), Balikpapan, Rabu (6/12/2017).
Per tanggal 30 November 2017, progres kumulatif pengadaan tanah jalan tol Balikpapan – Samarinda seluas 829,9 Ha telah mencapai 94,09 persen. Rinciannya, untuk Seksi I sepanjang 21,98 KM telah bebas 100 persen. Untuk seksi II sepanjang 30,05 KM telah mencapai 87,57 persen, seksi III sepanjang 18,20 KM telah mencapai 97,26 persen, seksi IV sepanjang 17,15 KM telah mencapai 91,10 persen dan Seksi V sepanjang 11,50 KM telah mencapai 94,74. Untuk proses pengadaan lahan yang tersisa sedang dalam tahap musyawarah warga dan konsinyasi di pengadilan yang diproyeksi akan selesai pada minggu ke empat bulan Desember 2017.
Tahapan konstruksi di proyek Jalan Tol Samarinda – Balikpapan juga memperlihatkan kemajuan yang signifikan meskipun terdapat beberapa kendala terutama kendala pembebasan lahan dan faktor cuaca. Pekerjaan konstruksi dikerjakan secara paralel tanpa menunggu keseluruhan lahan bebas. Per 30 November 2017, progres konstruksi seksi I s.d V secara secara kumulatif rencana mencapai 38,3 persen, realisasi mencapai 38,8 persen, sehingga ada deviasi ahead o,5 persen. Rinciannya, Seksi I Balikpapan KM 13 – Samboja tercatat mencapai progres konstruksi paling cepat, sudah mencapai 72,52 persen. Seksi II Samboja-Muara Jawa mencapai 26,08 persen, Seksi III Muara Jawa – Palaran mencapai 44,68 persen, Seksi IV Palaran – Samarinda mencapai 33,38 persen, dan sedangkan Seksi V Balikpapan – Bandara Sepinggan baru mencapai 14,06 persen.
Dalam kesempatan yang sama Direktur Utama PT JBS Arie Irianto mengakui faktor cuaca menjadi salah satu kendala proses kontruksi. Namun, curah hujan yang sedang tinggi, terutama di bulan Desember – Februari tidak boleh menjadi alasan keterlambatan pengerjaan yang mau tidak mau harus dihadapi.
Diakuinya bahwa problem alam (hujan) merupakan problem klasik. Siasat yang bisa diupayakan untuk mengantisipasi problem hujan adalah dengan melihat historical data curah hujan dari BMKG. Lalu akan disusun jadwal kerja berdasarkan data yang diterima. Sehingga ketika cuaca sedang baik, pengerjaan realisasi konstruksi akan diupayakan melebihi rencana. “Agar kita ada tabungan pekerjaan” ungkap Arie saat menerima rombongan dari KPPIP, Balikpapan, Rabu (6/12/2017).
Arie menuturkan secara teknis kendala hujan dalam proses konstruksi bisa disiasati. Misalnya dengan menutup lahan dan daerah kuari (pengurukan) yang sudah ditimbun oleh tanah dengan terpal sehingga tanah tetap kering dan dibuka kembali ketika hujan berhenti. Namun untuk jalan yang sudah dibeton, faktor hujan tidak akan banyak mengganggu.
PT JBS tetap optimis terhadap target selesai proyek Jalan Tol Balikpapan – Samarinda di Desember 2018. Ruas tol mulai digunakan secara komersial pada Januari 2019 dengan tarif Rp. 1000/km untuk kendaraan golongan I sesuai dengan hasil lelang investasi. Uji kelayakan jalan akan dilakukan pada awal bulan Desember 2018 selama dua minggu. Setelahnya akan dibuka untuk umum secara gratis selama satu minggu.
Diketahui, ruas tol ini akan menghubungkan dua kota besar di Kaltim, yakni Balikpapan dan Samarinda. Keberadaan jalan tol ini diharapkan bisa mendorong pengembangan kawasan-kawasan industri berbasis kelapa sawit, batubara, migas, dan pertanian di kedua kota, selain di daerah yang dilalui oleh jalan tol. Keberadaan ruas tol ini diproyeksi akan meningkatkan angka pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Timur.
Proyek ini juga diharapkan meningkatkan konektivitas serta mengurangi biaya logistik dan waktu tempuh antara Kota Samarinda dan Kota Balikpapan. Dengan menggunakan tol tersebut, warga bisa memangkas jarak dan waktu. Kalau dibandingkan dengan melewati jalan nasional biasa, jaraknya mencapai 130 km. sedangkan bila menggunakan jalan tol hanya 99 km. Dari aspek waktu dapat dilihat dari kecepatan rata-rata, dimana bila menggunakan jalan tol kendaraan dapat dipacu kecepatannya hingga 80km/jam, sedangkan bila menggunakan jalan biasa hanya bisa 40 s.d 50 km/jam. Dengan kecepatan kendaraan yang stabil maka akan berpengaruh pada penghematan bahan bakar. (TimKom)
Travel Lampung Jakarta, Diantar sampai Rumah Ongkos Murah Layanan Prima
Travel Jakarta Lampung PP Dapat Free Snack dan 1 Kali Makan
Travel Lampung Depok via Tol Tiap Berangkat Pagi dan Malam
Harga Travel Bekasi Lampung Antar Jemput Murah sampai Rumah
Travel Palembang Lampung Lewat Tol Hemat Cepat sampai Alamat
