Metro.www.lampungmediaonline.com–Memasuki musim kemarau yang melanda wilayah Kota Metro dan sekitarnya menyebabkan puluhan hektar tanaman jagung mulai layu dan mati. Sebagaian petani terlihat memanfaatkan sumur bor disekitar lahan pertanian.
Ada juga petani yang pasrah dengan kondisi tersebut. Pasalnya, biaya operasional yang dikeluarkan untuk menyemprot tanaman jagung tak sebanding dengan hasil panen.
Menurut Budiman (42) salah seorang petani jagung asal Metro Barat mengungkapkan, jagung yang ditanamnya dilahan seluas 500 meter persegi baru berumur 30 hari tiba-tiba daun dan batang mongering dan rontok. Dia pesimis bakal mendapatkan keuntungan dari bercocok tanam jagung pada musim kemarau ini.
“Sudah hampir tiga pekan tidak turun hujan lebat. Hanya mengandalkan sumur bor dilokasi lahan pertanian untuk menyiram, itupun tidak bisa mengcover tanaman jagung,” ungkpnya, Jumat (22/9).
Selain biaya operasional mahal juga hasil pengocoran air dari sumur bor tidak sebagus air hujan. “Entahlah mas, rasanya jagung yang kami tanam ini akan merugi karena perkembanganya sangat lambat sekali. Ada yang sudah berumur dua bulan namun, buahnya kecil-kecil sekali,” keluhnya.
Sementara itu, Koordinator Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) BPTPH Provinsi Lampung wilayah Kota Metro, Selamet membenarkan hal tersebut. Ia mengaku sudah survei kebeberapa titik tanaman jagung petani yang sedang dilanda kekeringan.
“ Yang jelas, situasi curah hujan saat ini tidak pasti. Bisa dibilang memasuki musim kemarau. Informasi yang kita dapat dari BMKG curuh hujan masih dibawah 50 milimeter sudah berlangsung 2 dekade, diikuti 2 dedake berikutnya. Ini baru 2 dekade. Artinya baru penyimpangan curah hujan belum kemarau, jadi fluktuasinya belum menentu,”terangnya.
Selamet menambahakan, dirinya bersama penyuluh lainya sudah pemetaan survei ke sejumlah petani jagung di Kota Metro. Kondisi tanaman jagung tidak serentak, ada yang berumur 10 hari ada juga yang sudah memasuki 40 hari.
“Wajar petani sudah mulai khawatir akan gagal panen. Sebab tanaman yang baru berusia muda kemungkinan layu dan mati. Sedangkan tanaman yang mulai berbuah hasilnya tidak sebagus bila tidak kekurangan air hujan.”Pungkasnya. (san/rud/ior)