Metro, www.lampungmediaonline.com – Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam (FoSSEI) Komisariat Metro Lampung dengan tegas menolak riba dan menyatakan lampung optimis tanpa riba. Salah satunya dengan dengan mengelar kampanye nasional (Kemnas) ekonomi Islam.
Ketua kordinator Aksi, Dwi Nugroho mengatakan kampanye nasional FoSSEI komisariat Lampung ini dengan tema membangun kesadaran masyarakat Indonesia dalam penerapan hyalal lifestyle .
“Kegiatan tersebut merupakan agenda gabungan antara empat perguruan tinggi di Lampung, yaitu IAIN Metro, IAI Agus Salim, UIN Raden Intan Lampung, dan UNILA,”ungkapnya, (29/5) kemarin.
Kamnas ini, kata Dwi dilaksanakan dengan longmarch, orasi, sosialisasi ekonomi Islam ke pasar cenderawasih kota Metro, pembagian snack, kuisioner, dan diakhiri dengan sarasehan.
Dimana kamnas merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memperingati hari lahir FoSSEI pada tanggal 13 Mei, dan sebagai ajang untuk memberikan pemahaman tentang ekonomi Islam kepada masyarakat, serta memangkas jarak antara mahasiswa dengan pelaku ekonomi pasar.
“Kedepan ekonomi Islam tidaklah hanya milik segelintir orang, namun banyak orang harus mengerti dan memahami serta mengamalkan ekonomi Islam dalam kehidupannya. Acara ini baru pertama kali dilakukan di Metro, harapannya ini menjadi pilot projeck bangunnya ekonomi Islam di kota pendidikan ini,”tegasnya.
Long march tersebut, timpal Dwi juga mendapat apresiasi positif dari aparat kepolisian setempat. Karena kegiatan berjalan dengan kondusif yang dilakukan disekitaran Masjid Taqwa, taman kota metro dan pasar cenderawasih tersebut memberikan pelajaran yang berarti bahwa kota pendidikan harusnya mampu menafsirkan kebutuhan masyarakat bidang intelektual.
Mahasiswa memiliki peran yang besar dalam gerakan pemahaman terkait ekonomi Islam. Karena selama ini banyak orang yang belum tahu tentang ekonomi Islam, ada yang tahu tapi mengacuhkan dan ada yang belum tahu, namun juga menjatuhkan.
“Perwujudan visi kota pendidikan berasal dari pergerakan anak didik, jika anak didik tidak melakukan pergerakan maka visi kota hanya menjadi semu,”pungkasnya.(rud*)