-Prosesi ruwatan laut yang sudah menjadi bagian kebudayaan masyarakat nelayan pesisir sudah tidak pernah lagi diselenggaran oleh nelayan pesisir Kotaagung. Dana yang cukup besar menjadi salah satu kendala mengapa ruwatan laut sudah tidak pernah lagi.
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Tanggamus, Aris Munandar mengatakan, bahwa ruwatan laut terakhir diadakan tiga tahun lalu di Pesisir Kotaagung.
“Untuk mengadakan ruwatan laut memang dibutuhkan dana yang cukup besar, bisa mencapai Rp100 juta. Besarnya biaya, karena acara bisa sampai tiga hari, mulai dari wayangan hingga melarungkan kepala kerbau di tengah laut,” ujar Aris, Senin (3/4)
Dilanjutkan Aris, bahwa dulu ruwatan laut biayanya dari iuran nelayan dan pernah juga dibantu oleh Pemda Tanggamus.
“Sekarang kalau hanya mengandalkan sumbangan dari nelayan saja tidak cukup, butuh adanya bantuan dari pemda,” kata dia.
Aris berharap Pemda Tanggamus bisa mengakomodir kegitan Ruwat Laut dengan memasukannya kedalam agenda Festival Teluk Semaka.
“Ruwat Laut ini adalah kebudayaan dan merupakan kearifan lokal dari masyarakat pesisir, biasaya dilaksanakan antara Bulan Suro dan Muharam atau sekitar September-Oktober. Saya rasa sangat cocok apabila dimasukkan kedalam agenda Festival Teluk Semaka, sebab ini juga bisa dikatakan sebagai wisata bahari, kalau dulu memang pernah masuk kedalam agenda, namun sekarang sudah tidak lagi,” ungkapnya.
Menanggapi permintaan dari nelayan tersebut, Wakil Bupati Tanggamus Hi.Samsul Hadi,M.Pd.I menyatakan bahwa setuju dengan usulan dari para nelayan agar Ruwatan Laut masuk kedalam agenda Festival Teluk Semaka.
“Waktu Ruwatan Laut bulan September-Oktober, bisa saja nanti masuk dalam agenda Festival Teluk Semaka, yang jelas pemkab siap membantu,” ujar Samsul.
Rencana pemkab yang akan memasukan Ruwatan Laut kedalam agenda Festival Teluk Semaka mendapat dukungan dari Anggota Komisi III Hajin M.Umar, menurut Hajin memang sudah seharusnya ruwatan laut masuk menjadi bagian dari Festival Teluk Semaka.
“Namanya Festival Teluk Semaka memang harus ada spot yang di Teluk Semaka, itu baru tepat, kalau kegiatannya di gunung nah itu baru kurang tepat. Untuk kegiatan ruwatan laut memang butuh dana besar, sebab saya tahu persis karena pernah menjadi panitia penyelenggara saat masih jadi Ketua TPI dulu. Jadi apabila pemkab membantu itu tepat dan akan saya dukung,” ujar kang Hajin sapaan akrabnya. (man)