Malang, www.lampungmediaonline.com – Muhammad Fadhil Alfan Hermansyah, mahasiswa Program Studi Sarjana Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan, Unisma Malang berhasil memperoleh juara 3 tingkat nasional pada lomba Fotografi Artistik dalam Pekan Seni Mahasiswa Nasional XVII, Jumat (07/09/2024).
Alfan merupakan mahasiswa yang aktif berorganisasi di UKM Panorama Photography yakni sebagai kepala koordinator divisi penelitian dan pengembangan. Ia gemar memotret dan sering melakukan pengambilan gambar di area Malang, hal tersebut terbukti dengan postingan instagram pribadinya @vadhyl. yang berisi tentang berbagai hasil jepretannya.
Alfan memang sering mengikuti perlombaan di bidang fotografi dan seringkali membawa penghargaan. Sebelumnya alfan berhasil meraih Juara 1 dalam tangkai lomba Fotografi Artistik, di Pekan Seni Mahasiswa Daerah (Peksimida) Jawa Timur.
“Awalnya saya masuk Panorama hanya karena banyak waktu kosong saja. Saya sama sekali tidak mengira kalau masuk Panorama ternyata bisa mengantarkan saya sampai ke Peksiminas. Teman-teman panpho juga suportif sekali kepada saya,” ujarnya.
Pekan Seni Mahasiswa Nasional (Peksiminas) adalah kompetisi di bidang seni bagi mahasiswa Indonesia yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud dengan menunjuk salah satu pengurus Badan Pembina Seni Mahasiswa Indonesia (BPSMI) sebagai panitia kegiatan. Peserta yang ada didalamnya merupakan hasil seleksi terbaik dari mahasiswa peserta yang ikut pada Pekan Seni Mahasiswa Daerah (Peksimida). Peksiminas ke-17 ini diselenggarakan di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) pada tanggal 1-7 September 2024.
Dalam kompetisi ini, Alfan mengusung sebuah karya luar biasa yang berjudul “Di Antara Dua Dunia”. Ia menjabarkan bahwa karya tersebut menggambarkan seorang kakek merenungi dua zaman yang kontras. Wajah penuh kerutan melambangkan perjalanan panjang hidupnya, sementara siluet gedung-gedung pencakar langit yang tercermin di kepalanya menggambarkan transformasi kota semakin modern.
Kakek ini seolah menjadi jembatan antara sederhananya masa lalu dan masa kini yang serba cepat dan canggih. Foto ini menghadirkan perenungan mendalam tentang bagaimana kota, yang dulu akrab bagi sang kakek, kini telah berubah menjadi asing dan modern. Betapa cepatnya perubahan terjadi, sementara kenangan tetap terpatri dalam ingatan.
“Pada dasarnya, pesan yang ingin saya sampaikan ialah sebuah pengingat bagi setiap manusia yang terlahir sebagai laki laki. Terlahir sebagai laki-laki tidaklah mudah, kami memiliki kewajiban untuk bekerja seumur hidup, dituntut senantiasa kuat dalam berbagai situasi, pantang mengeluh dan menangis” tambahnya.
Alfan mengaku sempat menemui kesulitan saat pengambilan gambar, diantaranya ialah cuaca Jakarta yang panas dan banyaknya object yang ada sehingga ia sempat bingung menentukan object mana yang sesuai. Namun berkat bimbingan dari Darmono Ketua Umum Demisioner UKM Panorama Photography Periode 2010 secara online dan Pak Romdy, dosen televisi dan film dari UNEJ yang membantu membuat mindset pengambilan gambar dan arahan editing, Alfan sukses memikat juri dengan karyanya.
Meskipun menempati posisi ketiga dalam kompetisi ini, Alfan masih memiliki semangat dan tekad yang kuat untuk mengikuti kompetisi serupa di masa yang akan datang. Tak lupa, ia pun terus memberikan motivasi kepada teman-temannya agar senantiasa percaya dengan kemampuan diri sendiri, selalu rendah hati, dan terus berlatih.(*)