Lambar,www.lampungmediaonline.com-Proyek pembangunan Gedung Perpustakaan di Kompleks Pemkab Lampung Barat, Provinsi Lampung, kini tampak memasuki tahapan pengecoran dak beton lantai tiga, Minggu, 1 September 2024.
Diketahui, proyek gedung perpustakaan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Lampung Barat itu menelan anggaran Rp9,7 miliar lebih sumber DAK tahun 2024. Leading sektor proyek ini Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Lampung Barat.
Sejak proses pengecoran lantai II terpantau diduga menggunakan material campuran batu pecahan yang tampak mengandung tanah, debu pecahan batu, dan pasir.
Jika melihat ada unsur tanah, jenis split itu masuk batu split agregat B.
Dugaan penggunaan material tersebut dikuatkan karena memang tampak telah ditakar menggunakan bak kuping warna hijau. Di bak hijau bekas takaran itu juga terlihat ada endapan tanah.
Awak media sempat mencoba mengonfirmasi kepastian penggunaan dan jenis batu split itu ke konsultan pengawas, Imelda, Senin, 2 September 2024. Namun kontaknya tak bisa dihubungi.
Sebelumnya, Imelda pada 21 Agustus 2024, juga sempat dimintai tanggapan. Sebagai konsultan pengawas tentu dia punya kompetensi dalam membedakan jenis material dan penggunaannya dalam proyek itu.
Sayang Imelda saat itu enggan berkomentar. Dia hanya mengucapkan terimakasih dan akan berkoordinasi ke pihak dinas dan kontraktor terlebih dahulu.
“Terimakasih koordinasinya. Saya ijin koordinasi terlebih dahulu ke pihak kontraktor dan dinas,” kata dia. Namun hingga berita ini dirilis sia tak kunjung memberikan komentar.
Disoroti Anggota DPRD Lampung Barat
Anggota DPRD Kabupaten Lampung Barat, 2024-2029 asal Partai Amanat Nasional (PAN), Herpin, berkomentar soal split material pengecoran lantai atas proyek Gedung Perpustakaan di kompleks pemkab setempat.
Menurut anggota legislatif (Aleg) asal Dapil II Lampung Barat itu, split material pengecoran lantai atas proyek senilai Rp9 miliar lebih itu harus bersih dari kandungan tanah.
Hal itu dia katakan merespons adanya tumpukan split dengan ukuran tak beraturan dan mengadung tanah saat pengecoran lantai atas gedung perpustakaan Lampung Barat itu.
Menurutnya, material pengecoran harus memenuhi standar perencanaan.
Sebab lantai atas atau lantai dua itu punya risiko tinggi. Karenanya harus menggunakan material yang sesuai perencanaan.
Soal material split ia mengakui harus bersih dari kandungan tanah dengan ukuran tertentu.
”Minimal harus bersih dan ukurannya tidak sembarangan apakah 1-2 apakah 2-3
yang pasti split itu tidak boleh megandung kotoran karena berpengaruh kepada daya tahan dak tersebut,” jelas Herpin.
Karena itu dia menyarankan dinas terkait dan konsultan harus tanggap. “Harus dicek kebenarannya,” tegas dia.