Oleh :
Siti Nurhalimah
Mahasiswa Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung
Taman Nasional Baluran atau biasa disebut “Africa Van Java” memiliki tipe ekosistem yang berbeda dari kebanyakan tempat lain. Selain menjadi daya tarik bagi wisatawan yang datang di TN Baluran, Savana Bekol banyak ditemukan sumber asap. Tidak hanya di Savana Bekol, banyak spot-spot lainnya yang terdapat titik titik api akibat dari kebakaran hutan. Kebakaran hutan ini dapat berimbas kepada makhluk hidup yang terdapat di TN Baluran.
Banyaknya tumbuhan dan satwa liar yang hidup dapat mengancam ekosistem yang ada. Hal ini dapat berimbas pada ketidakstabilan ekosistem yang dapat mempengaruhi populasi dan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa liar.
Taman Nasional Baluran adalah sebuah taman nasional yang terletak di ujung timur pulau Jawa, Situbondo, Indonesia. Taman Nasional ini biasa disebut “Africa Van Java” dimana mempunyai kemiripan ekosistem seperti di Africa sendiri.
Taman nasional ini dikenal karena padang Savana yang luas, hutan bakau, serta keanekaragaman hayati yang mempunyai satwa langka seperti Banteng Jawa, Rusa Timor, dan berbagai jenis burung.
TN Baluran memiliki banyak tumbuhan salah satunya rumput yang digunakan sebagai media makanan hewan. Perubahan iklim yang ekstrim membuat rumput menjadi cepat kering dan terbakar yang mengakibatkan kebakaran hutan.
Taman nasional Baluran dapat mengalami berbagai jenis kebakaran hutan. Kebakaran yang umum terjadi secara alami biasanya karena tumbuhan yang terlalu kering terkena sinar matahari dapat menyebabkan kebakaran dan menyebar di berbagai titik api.
Kebakaran juga dapat disebabkan oleh manusia seperti membuang puntung rokok yang masih terdapat api di area yang rentan terhadap kebakaran. Salah satu faktor yang membuat TN Baluran kebakaran adalah cuaca yang ekstrim saat musim kemarau yang berkepanjangan dapat membuat resiko kebakaran hutan karena mempercepat kekeringan vegetasi.
Perubahan iklim yang tidak menentu juga dapat meningkatkan resiko kebakaran hutan. Kelalian pengunjung pada saat berwisata seperti menyalakan api unggun dan membuang puntung rokok sembarangan dapat meningkatkan resiko kebakaran di dalam kawasan.
Tidak adanya sekat bakar saat terjadi kebakaran hutan juga membuat kebakaran lebih luas lagi. Pemberian himbawan larangan kepada wisatawan yang berkunjung di TN Baluran sudah di lakukan oleh pihak Taman Nasional.
Wisatawan yang berkunjung diberikan edukasi tentang apa saja yang boleh dan tidak boleh di lakukan di dalam kawasan. Pihak taman nasional juga memberikan edukasi kepada pengunjung agar tidak mendekati area yang dilarang dan dilarang membuang puntung rokok secara sembarangan.
Diharapkan dengan adanya sosialisasi ini membuat masyarakat sadar dan dapat mengurangi penyebab kebakaran hutan. Masyarakat disekitar kawasan Taman Nasional mulai peduli dengan kebakaran hutan.
Masyarakat juga ikut serta dalam memadamkan api dengan mengikuti kegiatan masyarakat peduli api. Kegiatan peduli api ini diharapkan dapat mengurangi intensitas kebakaran yang terjadi di Taman Nasional Baluran.(*)