Metro, lampungmediaonline.com – Terhitung sejak 7 Oktober 2016, Dinas Pertanian Perikanan dan Kehutanan (DPPK) Kota Metro sudah melakukan vaksin rabies dengan prosentase 32%. Ini terhitung dari target vaksin rabies Kota Metro yang mencapai 2500 hewan peliharaan. Dan yang disesalkan adalah salah seorang petugas vaksin rabies digigit anjing saat melakukan vaksinasi.
Kepala Bidang Peternakan DPPK Kota Metro, drh. Neneng Roshayati menjelaskan, petugas tersebut adalah Parjiya yang merupakan Kepala Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Kota Metro. Peristiwa atau musibah gigitan anjing tersebut terjadi di wilayah Kelurahan Mulyojati Kecamatan Metro Barat. “Saat ini, petugas yang tergigit anjing tersebut masih dilakukan observasi selama 2 minggu. Dan sudah dilakukan VAR (Vaksin Anti Rabies). VAR nya ada kok di Puskesmas Sumbersari Metro Selatan. Anjing itu sebenarnya diikat, namun lepas. Karena kandangnya sempit maka petugas tidak bisa lari. Tidak apa apa kok, ya ini sudah resiko kami petugas vaksin hewan,” ucapnya. Selasa (11/10).
Kaitannya dengan Vaksin Rabies ia menuturkan, jumlah hewan peliharaan yang telah divaksin sudah mencapai 800 hewan. Artinya sudah 32% dari 2500 hewan targetnya. Vaksinasi rabies ini merupakan program tahunan. Dan tahun ini telah dilaksanakan sejak 11 September 2016. Dan langkah ini dalam rangka melakukan pencegahan (Preventif) dan pengendalian penyakit rabies yang menular melalui gigitan hewan peliharaan di Kota Metro. “Di Kota Metro ini aman kok. Tidak ada kasus korban meninggal karena gigitan hewan peliharaan yang mengakibatkan penularan rabies,” katanya.
Ia menyayangkan masyarakat Kota Metro yang kurang antusias dalam pelaksanaan vaksinasi rabies. Ini terlihat jelas, sebab dari 2500 target vaksinasi rabies hingga kini baru 800 hewan yang divaksinasi rabies. “Dalam pelaksanaan vaksinasi rabies ini, kami menerjunkan 25 dokter hewan ke seluruh Kota Metro. Kami door to door. Sasaran kami adalah hewan Anjing, Kucing dan Kera. Sebelum pelaksanaan, kami telah melakukan sosialisasi ke warga yang disertai dengan surat edaran,” bebernya.
Kaitannya kendala, menurutnya, yang kerap ditemui dilapangan saat vaksinasi dilakukan adalah liarnya hewan yang akan divaksin. Sehingga, ketika pemilik hewan yang bersangkutan tidak berada dirumah, tidak ada yang menangkap hewan tersebut. Akhirnya hewan liar tersebut tidak divaksin (dilewati). “Yang diprioritaskan adalah Anjing. Sebab 90% penyebaran penyakit rabies adalah melalui gigitan Anjing,” pungkasnya. (rud)