Lampung Utara, lampungmediaonline.com – Sebanyak tiga orang warga Kabupaten Lampung Utara(Lampura), yang diduga ikut serta dalam padepokan kanjeng dimas di Probolinggo Jawa Timur. Ketiga warga ini didata oleh pemerintah setempat setelah santer pemberitaan di Media massa. “Kalau data kita di Kesbangpol ada tiga orang,”ujar kepala Badan kesatuan bangsa dan politik (Kesbangpol) Lampura Pirmansyah kepada sejumlah Wartawan Rabu (12/10).Ketiga warganya itu kata Pirmasyah yakni, Tugino, Kliwon dan Poniah, yang semuanya warga Desa Tulungsingkip, Blambangan Pagar, Lampung Utara. “Mereka didata setelah keluarnya pemberitaan dari media, mengenai padepokan kanjeng dimas,”ujarnya lagi. Tugino, cerita Firman, dirinya pergi ke Padepokan atas dasar ajakan anak dari Kliwon. Sedangkan, Kliwon dan isterinya Poniah, sudah meninggalkan rumah didesa Tulung Singkip sejak tahun 2014 lalu. ”Harta kekayaannya sudah dijual semua. Pergi ke arah Jawa, tempatnya tidak jelas,” bebernya. Sampai saat ini keberadaannya belum diketahui, yang jelas mereka sudah pergi sekitar 3 tahun lalu. Sementara, Tugino ikut serta di padepokan selama sebulan. Keberadaan mereka ikut serta padepokan, berdasarkan laporan hasil pendataan pemda. “Yang belum diketahui keberadaannya sampai sekarang Kliwon sekeluarga,” beber dia. Pihaknya kata Pirmansyah, sampai saat ini masih memonitor terus, dan dipastikan tidak ada pengikut lainnya, selain ketiga orang itu. “Selain itu kita juga sudah melakukan pembinaan melalui kegiatan seperti pengajian, agar warga tidak ikut serta padepokan kanjeng dimas,”tandasnya. Terpisah Ketua MUI Lampura, Mugofir mengatakan, soal padepokan kanjeng dimas, bukan berkaitan dengan aliran sesat. Namun, yang ia ketahui dari pemberitaan, padepokan kanjeng dimas itu ada penipuan, ada semacam penggandaan uang, dan ada dugaaan pembunuhan. Mengenai ketiga hal tersebut, termasuk perbuatan yang sesat. Karena yang namanya gandakan duit, itu pasti palsu. Dan itu dilarang agama. “Menipu, membunuh juga gak boleh. Jadi semua bertentangan dengan keimanan,” ujarnya seraya mengatakan penyimpangan dalam peribadatan belum ada.Dirinya mengimbau kaitan dengan kejadian di Purbolinggo, Jawa Timur yang dikenal dengan Dimas Kanjeng, perbuatan yang sebenarnya tidak bisa dilaksanakan seperti penggandaan uang, masyarakat agar berhati-hati. Sementara itu, M. Yusrizal wakil ketua II DPRD Lampura, mengaku prihatin mendengar adanya informasi tentang warga di kabupaten Lampung Utara ada yang ikut dalam padepokan kanjeng dimas. Ia berharap kepada masyarakat agar berhati-hati dan kejadian serupa tidak terulang kembali. Kemudian, aparat desa dan kelurahan melaporkan secara berjenjang, mengenai adanya warga yang dicurigai pergi dan ikut serta aliran sesat. “Saya harap tidak ada lagi yang ikut semacam itu,” ujar Yusrizal pula.(Arief)
Travel Lampung Jakarta, Diantar sampai Rumah Ongkos Murah Layanan Prima
Travel Jakarta Lampung PP Dapat Free Snack dan 1 Kali Makan
Travel Lampung Depok via Tol Tiap Berangkat Pagi dan Malam
Harga Travel Bekasi Lampung Antar Jemput Murah sampai Rumah
Travel Palembang Lampung Lewat Tol Hemat Cepat sampai Alamat